Kebanyakan dari kita tetap terjebak dalam standar film biopik nan generik, baik penonton maupun filmmaker. Kita terobsesi dengan kecermatan dan perjalanan hidup bertahun-tahun seorang publik. Memiliki ambisi besar merangkum puluhan tahun perjalanan seseorang dalam movie berdurasi 2 jam hingga 3 jam, apalagi lebih.
Meski banyak dari film-film biopik tersebut tetap layak tonton, ada juga beberapa nan terlihat melelahkan. Sulit juga memberikan apresiasi lebih pada penulis movie nan intinya hanya mendramatisir salah satu laman biopik dari Wikipedia.
Berikut sederet rekomendasi movie biopik dengan plot nan khusus. Dimana kisah nan disajikan konsentrasi pada momen terpenting dalam kehidupan sosok publik figur nan sedang diangkat.
The Queen (2006)
“The Queen” merupakan movie biopik mendiang Ratu Elizabeth II nan dibintangi oleh Helen Mirren. Naskah movie ini ditulis oleh Peter Morgan, nan sekarang terkenal sebegai penulis “The Crown” nan juga serial biopik dari ketua monarki Inggris tersebut.
Ada banyak momen krusial dalam kehidupan Ratu Elizabeth, namun nan paling penting, menantang, dan individual adalah ketika dia kudu menghadapi masyarakat Inggris setelah meninggalnya Putri Diana dalam kecelakaan tragis pada 1997.
Film konsentrasi pada kisah Ratu Elizabeth nan kala itu dianggap tidak peduli dengan tragedi dan duka nan melanda Inggris, khususnya absensinya di London. Padahal dia mempunyai prioritas nan lebih penting; ialah menenangkan cucu-cucunya, dua putra Diana nan paling bersungkawa dalam momen tersebut, Pangeran William dan Pangeran Harry nan saat saat itu tetap terlalu muda untuk memandang ibunya meninggal dengan tragis.
The Imitation Game (2004)
“The Imitation Game” merupakan movie biopik dari sosok Alan Turing nan dibintangi oleh Benedict Cumberbatch. Film ini mempunyai plot utama, dimana memperlihatkan kontribusi Turing dalam memecahkan kode enigma Jerman dengan mesin nan dia rancang pada Perang Dunia II. Dimana mesin tersebut menjadi pondasi penemuan komputer nan bisa kita nikmati saat ini.
Film ini juga memiliki side plot dengan presentasi flashback ke masa muda Alan Turing. Dimana dia mengalami cinta pertama pada kawan laki-lakinya nan diperlihatkan secara subtle. “The Imitation Game” merupakan rangkuman padat tentang Alan Turing sebagai pribadi sekaligus figur besar nan berkontribusi pada peradaban manusia secara luas.
Steve Jobs (2015)
Ada dua movie biopik dari mantan CEO Apple. “Jobs” rilis pada 2013 merupakan movie biopik dengan format plot generik, ialah mengurut perjalanan hidup Steve Jobs dari masa kuliah hingga akhirnya menjadi CEO. Sementara “Steve Jobs” pada 2015 lebih konsentrasi pada tiga momen terpenting Steve Jobs sebagai sosok nan kita kenal; innovator, entrepenuer, dan CEO Apple nan ikonik. Apa nan membikin CEO satu ini berbeda dari CEO perusahan besar lainnya?
“Steve Jobs” bukan movie biopik tentang Steve Jobs sebagai sosok CEO nan sukses, namun gimana dia menjadi sosok nan sempurna. Baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya sebagai seorang ayah. “Steve Jobs” merupakan movie biopik bergaya impresionisme nan ceritanya terasa lebih berbobot dan mencerahkan.
Sully (2016)
“Sully” merupakan movie biopik tentang kapten pilot pesawat komersil, Chesley “Sully” Sullenberger nan diperankan oleh Tom Hanks. Film ini konsentrasi pada peristiwa pendaratan darurat US Airways Flight 1549 di Sungai Hudson pada 2009. Setelah seekor burung menabrak pesawat tak lama setelah takeoff, Sully berbareng co-pilot-nya hanya mempunyai waktu singkat untuk mengambil keputusan dengan cepat, demi keselamatan penumpang.
Meski akhirnya pendarat daruratnya berhasil, Sully kudu menghadapi pertimbangan dan sidang tertutup nan mempertanyakan kebenaran dari keputusannya. “Sully” justru menjadi movie biopik nan bisa mengembangkan kisah dan memberikan pemahaman baru pada penonton.
The Trial of the Chicago 7 (2020)
“The Trial of the Chicago 7” merupakan movie legal drama berasas kejadian berhistoris nan disutradarai oleh Aaron Sorkin. Film ini mengangkat kisah persidangan pada tujuh personil ormas nan dituduh memicuh keributan pada 1968 di Democratic National Convention di Chicago.
Film ini betul-betul konsentrasi pada kisah ketujuh personil ormas nan sedang disidang, berbareng dengan tim pengacaranya. Disajikan dengan plot flashback nan bergerak namun tidak membingungkan. Menjadi movie biopik legal drama nan mempunyai materi padat dan berbobot.
Spencer (2021)
Sudah ada banyak film, dokumenter, hingga serial nan telah mengeksplotasi kisah Putri Diana. Pablo Larrain berbareng Kristen Stewart hendak menyajikan kisah Diana Spencer dengan presentasi narasi nan dijamin melampaui ekspektasikan kita. “Spencer” berlatar waktu pada tiga hari liburan Natal nan kudu dihadiri Diana di Norfolk berbareng family bangsawan lainnya.
Semua sudah tahu kisah Putri Diana, namun apakah kita telah mengenal Diana Spencer? Itu kenapa movie ini dijuduli “Spencer”, lantaran biopik ini lebih tertarik untuk mengeksplorasi sosok Diana sebagai seorang wanita tanpa title. Bagaimana dia mempunyai passion nan besar namun terisolasi dan terperangkap dalam protokol kerajaan.
Darkest Hour (2017)
“Darkest Hour” merupakan movie biopik dari sosok perdana menteri Inggris, Winston Churchill, pada Perang Dunia II. Dibintangi oleh Gary Oldman, nan kemudian memenangkan Academy Awards untuk Best Actor lantaran kualitas penampilannya. Film ini konsentrasi pada momen nan bakal mempengaruhi karir politik Churchill. Ketika dia mengambil keputusan terbesar nan berakibat pada hasil akhir dari perang, untuk tidak tunduk pada Nazi Jerman.
Mati-matian dia mengusulkan permohonan untuk mengevakuasi pasukan Inggris nan terperangkap serangan udara Jerman di Dunkirk. “Darkest Hour” menunjukan sisi nasionalis dan kegigihan dari sosok Winston Churchill nan inspiratif.
Downfall (2004)
“Downfall” merupakan movie biopik perang asal Jerman nan disutradarai oleh Oliver Hirschbiegel. Film biopik ini konsentrasi pada hari-hari terakhir Adolf Hitler dan para pengikut setianya di bunker persembunyiannya. Dibintangi oleh Bruno Ganz sebagai Hitler, movie ini menunjukan keadaan mental sang ditaktor, interaksinya dengan orang-roang terdekat, dan akhir dari Nazi setelah dirinya mengakhiri hidup dengan ekstrim.
“Downfall” merupakan movie nan mempunyai perspektif pandang menarik, siapa nan tidak penasaran dengan saat-saat terakhir dari laki-laki nan sempat mendominas Perang Dunia II dengan kejam? Film biopik ini mempunyai nuansa nan suram, disturbing, dan cukup bikin merinding.
Ma Rainey’s Black Bottom (2020)
Kebanyakan movie biopik tentang musisi menceritakan perjalanan hidup musisinya dari nol hingga menjadi populer. Berbeda dengan “Ma Rainey’s Black Bottom” nan dibintangi oleh Viola Davis sebagai penyanyi blues, Ma Rainey. Film ini juga menjadi movie terakhir dari mendiang Chadwick Boseman nan berkedudukan sebagai salah satu member band.
Film ini hanya konsentrasi pada satu peristiwa, ialah momen perekaman satu lagu hits dari Ma Rainey di Chicago pada musim panas 1927. Hanya dalam satu sesi rekaman tersebut, kita mendapat banyak kisah tentang perjuangan musisi kulit hitam dan gimana langkah kerja industri musik pada masanya.
Reality (2023)
“Reality” merupakan movie biopik terbaru di HBO nan dibintangi oleh Sydney Sweeney. Film biopik pidana ini konsentrasi pada kisah Reality Winner, mantan personil Angkatan Udara dan translator NSA nan membocorkan info rahasia pemerintahan Amerika Serikat.
Dialog dalam “Reality” diadaptasi dari transkrip rekaman investigasi dan penggeledahan di kediaman Reality. Film memadukan reka segmen nan didramatisir dengan footage original ala dokumenter. Sepanjang movie hanya berlatar di satu lokasi, dengan penampilan investigasi nan memikat dibawakan oleh Sydney Sweeney dan Josh Hamilton sebagai pemasok FBI.