Barasuara selalu menjadi salah satu band lokal nan paling peka dengan rumor terkini di tanah air. Kemudian mengubahnya menjadi lirik puitis, lagu nan menyuarakan apa isi hati mereka menanggapi suatu kejadian nan sedang terjadi.
Kali ini, Barasuara akhirnya merilis single terbaru berjudul “Fatalis”. Lagu ini sekaligus menjadi single pertama dari album ketiga Barasuara nan telah melalui proses rekaman dari tahun lalu. Akhirnya kita bakal mengetahui, gimana pandemi nan telah memasuki tahun ketiga ini telah mempengaruhi Iga Massardi dan kawan-kawan dalam bermusik.
“Banyak marahnya, banyak sedihnya, banyak nahannya, banyak lepasnya. Lagu ini termasuk nan paling berat ketika ditulis dan nan paling sedih ketika direkam. Karena nan meninggal tak bakal kembali.”, ungkap vokalis Iga Massardi tentang “Fatalis” di-posting-an resmi IG Barasuara.
Dalam segi lirik, cukup serupa dengan style puisi minimalis ala Barasuara nan menjadi seruan dalam setiap baitnya. “Fatalis” langsung mendeskripsikan hidup seperti apa nan telah kita lalui semasa pandemi. Diisolasi mengurung diri/ Disinformasi berselebrasi’, menyinggung kejadian isolasi dan banyaknya kekalutan media nan sempat kehilangan kredibilitas di tengah tingginya kasus COVID 19. ‘Optimis menjadi fatalis’, tampaknya Barasuara memilih untuk pasrah selama pandemi, namun tetap bermohon agar mereka tidak ‘reaktif’.
‘Fatalis’ alias ‘Fatalisme’ merupakan pandangan makulat bakal sikap pasrah terhadap takdir. Fatalisme meyakini bahwa setiap orang telah dikuasai oleh takdir dan tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah takdir tersebut. Sementara Fatalis adalah orang nan pasrah terhadap takdir. “Fatalis” dibalut dengan aransemen musik rock nan keras. Kita bisa mendengarkan amarah, frustasi, hingga kesedihan nan berjenjang seiring lagu dilantunkan. Diisi dengan realita, pro kontra, hingga pesan sentimental. Dimana banyak orang mengalami kehilangan selama pandemi.
Menakjubkan gimana lagu ini mempunyai komposisi musik dan penulisan lirik nan minimalis namun maksimal. Meringkas pesan apa saja nan mau Barasuara sampaikan menanggapi situasi kita saat ini dalam satu karya nan solid. Kemudian dijadikan single utama nan mengobati kangen sekaligus berkesan.
“Fatalis” mempunyai hook pada bagian instrumen nan dijadikan transisi dari bait ke bait. Dibentuk dari dentuman drum nan repetitif namun menggebu-gebu, berdampingan dengan alunan melodi gitar nan menjadi hook utama. Komposisi secara keseluruhan juga memperdengarkan beragam pengarahan vokal, melodi gitar, dan presentasi bait nan variatif.
Sudah sesuai dengan ekspektasi kita bakal kebanyakan lagu-lagu Barasuara nan selalu mendengarkan permainan chord nan membikin pendengarnya nyaman mendengarkan hingga lagu selesai. Karena selalu ada nan baru pada chorus, verse, dan bridge. Meskipun terkadang tidak signifikan, namun tetap terasa variasinya, dan transisinya selalu mulus.
Masih dalam situasi pandemi, kita telah mendengar banyak musisi berkarya, terinspirasi dengan keadaan nan sama. Ada nan merilis karya nan personal, menandakan banyaknya waktu nan mereka lalui untuk memahami diri selama karantina. Adapula nan mengutarakan kegelisahan mereka seputar krisis dalam berkarya lantaran keadaan.
Pada titik ini, sudah banyak juga musisi nan mengutarakan emosi mereka menyinggung pandemi, nan pastinya kurang lebih sama. Barasuara menjadi salah satu nan mengutarakan realita, amarah, dan kesedihan dengan materi nan orisinal. Benar-benar buah dari pemikiran mereka nan terasa sangat personal. Jadi makin tak sabar menanti album terbaru dari Barasuara.