Barbenheimer: Euforia Menyambut Barbie & Oppenheimer

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

2021 sempat menjadi tahun nan berat bagi industri perfilman internasional dan sutradara idealis Hollywood, Christopher Nolan. Pandemi COVID-19 sempat menyudutkan Warner Bros. hingga nekat menjual 17 movie nan telah mereka produksi ke platform streaming, HBO Max. Nolan menjadi nan paling vokal dalam mengkritisi langkah nan diambil oleh rumah produksi nan telah menaungi film-filmnya sejak “Insomnia” pada 2002 silam.

Pada September 2021, Christopher Nolan akhirnya mengumumkan bahwa movie terbarunya, “Oppenheimer”, bakal didistribusikan oleh Universal Pictures. Pada Oktober 2021, Universal pun mengumumkan bahwa movie biopik tentang Bapak Bom Atom tersebut bakal rilis pada 21 Juli 2023.

“Barbie” juga menjadi movie Greta Gerwig nan ramai dibicarakan oleh media apalagi sebelum ada teaser resmi dari Warner Bros. Hingga akhirnya pada April 2022, diumumkan bahwa movie tentang boneka produksi Mattel terikonik tersebut bakal rilis pada 21 Juli juga. Dimana sebelumnya tanggal tersebut dijadwal sebagai perilisan movie Warner Bros. nan lain, ialah “Coyote vs. Acme”.

Ada banyak movie antisipatif di tahun 2023 ini, namun “Barbie” dan “Oppenheimer” merupakan dua raksasa besar di bioskop Juli ini. Sudah setahun semenjak pengumuman tanggal rilis keduanya nan sama, euforia dan meme sudah terlalu lama berjalan dan bakal segera masuk pada babak showdown pada pekan ini! “Barbie” dan “Oppenheimer” sendiri bakal rilis di bioskop Indonesia pada 19 Juli, bertepatan dengan hari libur nasional.

Meski sempat diadu oleh netizen dan media sebagai persaingan antara Christopher Nolan dengan Warner. Bros Pictures, sekarang momen perilisan “Barbie” dan “Oppenheimer” telah perkembang menjadi kejadian budaya pop nan disebut sebagai ‘Barbenheimer’ (atau Barbieheimer, Oppenbarbie, Boppenheimer).

Ini tidak lagi menjadi persaingan, namun seremoni menyambut double feature dari dua sutradara bergengsi Hollywood. Ini bakal menjadi momen puncak pengalaman kembali menonton bioskop dalam dasawarsa ini, setelah industri ini sempat meninggal suri pada masa pandemi.

Barbenheimer

Ketika Bapak Bom Atom Bersanding dengan Boneka Modis Ikonik

Barbie adalah boneka fashion ikonik produksi Mattel nan debut pada 9 Maret, 1959. Nama ‘Barbie’ diambil dari nama seorang gadis, Barbara Millicent Roberts, putri dari Ruth Handler sebagai pencetus boneka Barbie.

Dengan semboyan ‘You Can Be Anything’, boneka legendaris ini telah menjadi inspirasi bagi seluruh anak wanita lintas generasi untuk mengejar mimpi mereka. Kemudian berkembang menjadi lebih banyak jenis boneka, videogame, hingga puluhan movie animasi nan juga menghibur dan menginspirasi anak-anak.

“Barbie” karya Greta Gerwig sendiri bakal menjadi movie komedi dengan konsep nan unik dan lebih dari sekadar biopik alias penyesuaian live action. Meski telah memandang sinopsis dan trailer-nya, tetap tidak terlalu terbaca kejutan seperti apa nan mau disampaikan oleh Gerwig melalui penampilan Margot Robbie sebagai Barbie dan Ryan Gosling sebagai Ken.

Sementara J. Robert Oppenheimer adalah mahir teori fisika nan memimpin project rahasia Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Manhattan Project. Dimana Oppenheimer berbareng para intelektual lainnya mengembangkan senjata nuklir pertama, memengaruhi kelanjutan situasi dari Perang Dunia II nan kala itu sudah di penghujung akhir.

Kesuksesan project ini telah membikin J. Robert Oppenheimer dijuluki sebagai Bapak Bom Atom. Baik julukan tersebut merupakan sanjungan alias julukan nan mencoreng moral Oppenheimer sebagai pembuat senjata paling berbahaya.

Barbenheimer

Christopher Nolan menyatakan bahwa untuk argumen nan baik maupun buruk, kisah tokoh berhistoris ini patut untuk eksplorasi dan dipahami. Dikutip dari CBS News, Nolan mengungkapkan bahwa J. Robert Oppenheimer adalah tokoh paling krusial nan pernah ada dalam sejarah.

“Kisah Oppenheimer merupakan salah satu kisah terbesar nan tak terbayangkan. Dengan meluncurkan tenaga atom, dia memberikan kita kekuatan untuk menghancurkan diri kita sendiri nan tidak pernah kita miliki sebelumnya, dan itu mengubah persamaan umat manusia”, ungkap Nolan.

Barbie dan J. Robert Oppenheimer memang mempunyai akibat pada skena dan situasi nan sangat kontras. Namun keduanya sama-sama subyek legendaris nan kisahnya terekam dalam sejarah sebagai ikon, membawa berubahan dalam skala besar.

Christopher Nolan dan Greta Gerwig Adalah Sutradara Terbaik Saat Ini

‘Barbenheimer’ bukan peristiwa nan fenomenal hanya lantaran kekontrasan tema nan memancing meme alias tanggal rilisan nan sama. Baik “Barbie” maupun “Oppenheimer” adalah karya sutradara terbaik dengan deretan aktor A-lister nan tak kalah berbakat juga.

Nolan dan Gerwig pernah berbagi nominasi Best Director di Academy Awards 2018, “Dunkirk” untuk Nolan serta “Lady Bird” untuk Gerwig (namun dikalahkan oleh Guillermo del Toro dengan “The Shape of Water”).

Mungkin cukup mengejutkan bahwa Christopher Nolan selama ini belum pernah memenangkan piala Oscar. Begitu pula Greta Gerwig nan baru saja memulai karir sutradaranya. Ada kemungkinan besar keduanya bakal kembali berjumpa dalam nominasi Academy Awards berikutnya dengan “Barbie” dan “Oppenheimer”.

Nolan terkenal dikagumi sebagai sutradara idealis dalam menggarap film-film berkonsep original, bermain dengan memori dan waktu. Serta kesetiaannya pada kamera analog dan penggunaan CGI nan minim. “Oppenheimer” menjadi movie biopik keduanya.

Sutradara “Interstellar” ini juga mengungkapkan tantangan tersendiri dalam menulis naskah biopik ini, dengan perspektif orang pertama dari tokoh sejarah nan nyata. Karena biasanya dia lebih luwes menulis naskah dengan karakter-karakter fiksi ciptaannya.”Oppenheimer” diadaptasi dari kitab biopik, “American Prometheus” oleh Kai Bird.

Sementara “Barbie” merupakan movie dengan skala produksi besar pertama dari Gerwig. Namun melalui dua movie pertamanya, tema girlhood tampaknya menjadi sumber inspirasi paling besar dalam karya-karyanya. Membawa movie aliran chick flick dengan stigma feel-good dan campy, menjadi selevel dengan film-film sinematik sekelas Oscar. Gerwig mempunyai pendekatan nan sangat artistik meski untuk movie komedi dengan karakter nan quirky, bisa kita lihat pada “Lady Bird”.

Fenomena Barbenheimer Adalah Puncak Sinema Dekade Ini

Kita tidak tahu bakal ada kejadian perilisan movie dahsyat apa lagi nan menanti kita di masa depan, namun sejauh ini ‘Barbenheimer’ menjadi nan paling meriah di awal dasawarsa 2020an.

Momen perilisan “Tenet” sempat meninggalkan rasa pahit pada Chirstopher kala movie ini rilis 2021 lalu. Dimana sang sutradara sedang ramai-ramainya mengkritisi model perilisan movie di bioskop dan streaming platform secara bersamaan. Nolan menjadi salah satu sutradara papan atas nan menyayangkan lesunya bioskop pada masa tersebut.

Menyambut perilisan ‘Barbenheimer’, Nolan sekarang tampak lebih berseri. Ini tak lagi tentang kesuksesan “Oppenheimer” saja, namun juga sinema secara keseluruhan. “Musim panas, ketika pasar sedang sehat, ini selalu ramai. Untuk mereka nan peduli dengan film, kita telah menanti untuk mendapatkan pasar nan ramai lagi, dan sekarang perihal tersebut di sini, itu luar biasa”, ungkapnya melalui wawanacara dengan IGN.

Greta Gerwig juga mempunyai opini positif bakal momen ini, nan dia ungkapkan dalam wawancara dengan The Hollywood Reporter. “Ini semua (tentang) cinta, gandakan, gandakan dua kali. Saya pikir Anda kudu menyaksikan apa pengalamannya (yang ditawarkan), “Barbie” lampau “Oppenheimer”, “Oppenheimer” lampau “Barbie”. Saya pikir Anda kudu mengambil semua perjalanannya”, ungkap Gerwig.

Melalui press dan wawancara pada masa premier kedua movie ini, setiap tokoh dari dua movie juga menunjukan antusiasme antar film. Baik Margot Robbie nan terlihat telah menghadiri screening “Oppenheimer”, serta Cillian Murphy nan mengungkapkan tak sabar menonton “Barbie” melalui wawancaranya dengan IGN.

Mulai dari sutradara, aktor, dan penikmat movie di seluruh bumi sedang merayakan perilisan ‘Barbenheimer’ di bioskop. “Barbie” adalah segalanya, “Oppenheimer” adalah biopik nan bakal mengguncang sinema!