Baru-baru ini movie action fiksi berlatar Perang Dunia II “Sisu” menarik perhatian penikmat movie laga. Dimana dikisahkan ‘protagonis mirip John Wick’ berkompetisi dengan tekad nan tak ada matinya untuk merebut kembali emas nan dirampas darinya oleh tentara Nazi.
“Blood & Gold” lagi-lagi merupakan movie action di Neflix berlatar serupa dengan bentrok utama nan sama; ketika tentara Nazi telah mencium kekalahan perang dan berlomba-lomba mendapatkan emas untuk menyelamatkan kehidupan mereka setelah perang berakhir.
“Blood & Gold” merupakan movie Jerman dari sutradara Peter Thorwarth. Dibintangi oleh Christian Becker sebagai mantan tentara Nazi, Heinrich, nan muak dengan perang. Ia berkhianat, kemudian dihukum meninggal oleh atasannya. Namun dia kemudian diselamatkan oleh penduduk sipil Jerman, Elsa (Marie Hacke) nan juga membenci tentara Nazi.
Bersama dengan adiknya, Elsa kemudian membujuk Heinrich untuk mengungsi di desa terdekat, nan rupanya menyembunyikan kekayaan karun peninggalan family Yahudi nan sekarang menjadi sengketa dan diperebutkan oleh banyak pihak.
Lagi-lagi Berebut Emas di Penghujung Perang Dunia II
Emas kembali menjadi sumber masalah dan bentrok dalam movie action berlatar Perang Dunia II ini. Villain utama dalam skenario sudah jelas, namun ada masalah bercabang nan akhirnya membikin protagonis terasa terlalu terpisah dengan plot kedua.
Villain utama adalah kawanan tentara Nazi nan berubah menjadi bandit perang ketika Jerman semakin terpojok dan kekalahan terasa semakin dekat. Tak lagi berkompetisi atas nama negara, semuanya hanya mulai berganti objektif ialah menjarah apapun nan bisa mereka jarah untuk memperkuat hidup dan tidak jatuh miskin, menggunakan kekuatan mereka dengan semenah-menah.
Membuat pasukan Nazi dalam skenario ini berupaya menemukan emas nan diyakini tersembunyi di suatu pemukiman penduduk sipil. Dimana rupanya orang-orang dengan kepentingan hingga walikotanya juga menumpuhkan pengharapannya dengan emas tersebut.
Yang terlihat paling tidak relevan dalam skenario ini justru protagonisnya, Heinrich, nan kebetulan laki-laki dengan hati baik dan beban balas budi terhadap Elsa, wanita nan menyelamatkannya. Heinrich apalagi tidak ikutan berebut emas dan berasal dari pemukiman tersebut. Ia juga mempunyai objektifnya sendiri. Jadi dari sini saja, “Blood & Gold” mempunyai plot nan terlihat tidak konsentrasi dari awal sampai akhir.
Laga Brutal dengan Ledakan dan Kekerasan Tak Bermoral
Setidaknya movie ini memberikan ekspektasi sesuai dengan judulnya, “Blood & Gold” memang tentang emas dan penuh dengan pertumpahan darah nan brutal. Film action ini penuh dengan segmen kekerasan nan sadis dan gore, hingga segmen kekerasan seksual nan cukup disturbing lantaran penampilan akting setiap aktornya. Namun segmen bertarung, baku tembak, dan kekerasan nan dieksekusi nyaris tidak ada nan terlalu berkesan untuk diingat.
Ditambah dengan plot nan tidak konsentrasi dan penokohan karakter-karakter pendukung nan lemah, movie ini tidak bisa digolongan salah satu nan bakal memuaskan penontonnya dengan sekuen tindakan nan fenomenal. Hanya sekadar kencang, kerasa, dan sadis saja. Masih kurang komponen emosi untuk memikat penonton agar tetap antusias hingga akhir film. Seiring berjalanan movie nan ada kita semakin jenuh dan tak sabar filmnya segera selesai.
Terlalu Banyak Karakter Pendukung
Meski semua tokoh dalam “Blood & Gold” tergolong memberikan penampilan akting nan berkualitas, penokohan dan skenario secara keseluruhan tidak terlalu memikat sebagai movie action dengan sentuhan intrik, pengkhianatan, dan tema penyalahgunaan kekuasaan. Ada beberapa objektif dan motivasi karakter nan dipertanyakan. Seakan sekedar datang untuk meramaikan arena perebutan emas saja.
Tidak ada kelanjutan skenario nan terasa betul dan memuaskan hingga akhir movie pada plot perebutan emas, meninggalkan penonton dengan emosi underwhelming. Seiring berjalannya cerita, masing-masing karakter hanya terlihat semakin melemah saja penokohannya.
Secara keseluruhan, “Blood & Gold” mungkin mempunyai babak awal nan menarik, begitu juga dengan premisnya, dan beberapa karakternya nan menarik hanya pada babak pengenalan. Namun, seiring berjalanan cerita, movie ini hanya semakin melemah dan membosankan, tak peduli meski baku tembak nan semakin galak maupun ledakan nan semakin kencang.