Carly Rae Jepsen: The Loveliest Time Album Review

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Carly Rae Jepsen mempunyai tradisi merekam album pendamping sepanjang karir bermusiknya. Setelah album terkenalnya “E•mo•tion” pada 2015, didampingi oleh “E•mo•tion: Side B”. Begitu pula “Dedicated” dengan “Dedicated Side B”, sekarang “The Loneliest Time” (2022) juga mempunyai album pendamping dengan jarak rilis satu tahun, “The Loveliest Time”. Album nan rilis pada Juli 2023 ini dirangkai dari lagu-lagu nan juga direkaman berbarengan dengan album pertamanya.

Dalam album pendamping kali ini, Jepsen mengambil pengarahan baru jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya. Daripada mempunyai sasaran untuk mengulang ketenaran pada album “Emotion”, Jepsen mengeksplorasi komposisi inovatif dan musik laid-back dengan ‘B-sides’-nya. Hasilnya memperdengarkan musik dengan nuansa nan naik turun, namun tetap berpadu dengan baik dalam koleksi album pertamanya dalam double album kali ini.

Seperti nan tersirat melalui judulnya, “The Loveliest Time” menampilkan seleksi track nan ceria dan bergerak jika dibandingkan dengan ‘Loneliest Time’.

Carly Rae Jepsen

The Gist:

Ketika “The Loneliest Time” membahas rasa kehilangan dan keterpurukan selama pandemi, ‘Loveliest Time’ memancarkan kepercayaan dan daya positif, dengan sensasi cinta baru dan keberanian mengekspresikan keinginan. Kesepian nan digambarkan dalam ‘Loneliest Time’ lebih sebagai petunjuk daripada konsentrasi utama. Sementara ‘Loveliest Time’ sebagian besar menghadrikan emosi tulus sesuai janjinya, meski tetap membawa beberapa beban.

Secara keseluruhan, “The Loveliest Time” telah menjadi album pendamping nan betul-betul melengkapi spektrum emosi dari album sebelumnya. Waktu rilisnya juga sudah cukup tepat timingnya. Dimana 2022 adalah masa pasca pandemi, sementara tahun ini kita semua mulai merasakan kebangkitan dan kehidupan sudah semakin normal. Musisi kembali naik panggung, konser-konser besar kembali digelar. Jepsen telah menukar kekuatan reflektif dengan semangat hidup dengan antusiasme.

Sound Vibes:

“The Loveliest Time” menjadi album ketiga dalam rangkaian B-side nan berasal dari sesi studio nan sangat produkstif dari Carly Rae Jepsen. Ini juga menjadi kesempatan Jepse tampil penuh semangat dengan pendekatan nan lebih unik, mendorong batas-batas norma pop. Ini juga menjadi diskrografi nan beragam secara musikal dari Jepsen. ‘Loveliest Time’ tetap berada di skena pop nan membesarkan nama Jepsen, namun terdengar usahanya untuk lebih imajinatif dan tidak terpaku pada satu template musik pop dari diskografi sebelumnya.

Seperti pada track ‘Kamikaze’ dan single ‘Shy Boy’, tetap memperdengarka karakter unik Jepsen, teruma lantaran pengarahan vokalnya nan belum terlalu berubah. Track-track ini mempunyai komponen pop 80an nan kuat dengan ketukan drum dan aplikasi synth dalam aransemennya. Alunan disco/dance pop sangat mendominasi dalam ‘Loveliest Time’.

Best Tracks:

Sebagai lagu kedua dalam tracklist, ‘Kamikaze’ terdengar lebih menarik daripada track pembuka. Ini salah satu lagu terbaik dalam ‘Loveliest Time’, salah satu nan paling catchy. Lagu ini mempunyai nuansa ala The Weeknd nan kemudian mengangkat style synth serta R&B dari era 80an populer. Produksi ‘Kamikaze’ sangat bagus, dengan dentuman bass nan mantap dan melodi nan memikat. Liriknya juga mencolok, menjelajahi tema cinta, gairah, dan keseruan dalam petualangan nan berani.

Ada pula lagu lembut seperti, ‘Kollage’ nan dibawahan oleh Jepsen dengan bunyi soprano. Mungkin bukan track nan langsung menarik perhatian, namun bisa jadi track favorit setelah beberapa kali didengarkan. Lagu ballad satu ini mengingatkan kita pada lagu-lagu Lana Del Rey. Perpaduan pesona bunyi Jepsen dengan musik nan misterius menghasilkan track nan memikat. Lirik nan menghantui dengan presentasi anggun membikin ‘Kollage’ menjadi karya nan secara perlahan bakal menaklukan pendengarnya.

‘Psychedelic Switch’ mengusung nuansa nan lebih eksperimental dan variatif. Menggabungkan elemen-elemen psikedelik dengan irama nan menarik membikin album ini menonjol dan membedakannya dari aliran disco filter.

Lagu terakhir dalam “The Loveliest Time” adalah ‘Stadium Love’ dan ‘Weekend Love’, nan jelas memperdengarkan inspirasi dari era 1980. Kedua lagu ini mengaplikasikan solo gitar listrik dan menggabungkan ketukan drum n’ bass lembut serta R&B modern. Lagu-lagu ini memperdengarkan keahlian Jepsen dalam menggabungkan beragam style musik, menciptakan irama nan unik, menunjukan keluwesannya dalam bermusik.