Crater Review: Trip Lima Sekawan Menuju Kawah Bulan

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

“Crater” merupakan petualangan sci-fi Disney+ Original terbaru nan disutradarai oleh Kyle Patrick Alvarez. Dibintangi oleh lima tokoh muda, Isaiah Russell-Bailey, McKenna Grace, Billy Barratt, Orson Hong, Thomas Boyce, dan Scott Mescudi.

Dipromosikan sebagai movie dari produser nan sama dengan serial misteri terpopuler di Netflix, “Stranger Things”, Shawn Levy, namun “Crater” sebetulnya mempunyai niche nan cukup berbeda dengan serial tersebut.

Setelah ayahnya meninggal lantaran kejadian di petambangan di koloni bulan, Caleb menjadi yatim piatu dan dijadwalkan untuk pindah ke Omega dalam waktu beberapa hari. Tak bisa menghentikan takdirnya, Caleb berbareng teman-temannya pun merencanakan road trip pertama mereka menuju kawah misterius untuk memenuhi wasiat ayahnya. “Crater” merupakan movie drama coming of age, sci-fi, petualangan, dan road trip dengan tema luar angkasa yang family friendly.

Crater

Trip Terakhir Lima Sekawan di Permukaan Bulan

Berlatar pada 2257, manusia membikin koloni di bulan nan akhirnya mengalami kegagalan. Orang-orang Bumi nan terlanjur pindah ke bulan akhirnya terjebak dalam perjanjian bekerja selama 20 tahun sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan untuk pindah ke planet baru, Omega. Jika mereka meninggal sebelum perjanjian kerja selama 20 tahun terpenuhi, maka kerabat alias keturunannya nan telah berumur 18 tahun kudu menggantikan posisinya.

Caleb telah menjadi yatim piatu di koloni sebelum menginjak 18 tahun, sesuai wasiat ayahnya, dia mau putranya di kirim ke Omega. Omega adalah planet baru nan dijadikan tujuan koloni berikutnya. Namun Caleb sebetulnya berambisi bisa tetap tinggal di bulan berbareng teman-temannya saja. Karena tidak bisa lagi bermain berbareng di tahun-tahun mendatang, Caleb berbareng Dylan, Marcus, Borney, dan kawan baru mereka dari Bumi, Addison, merencanakan roadtrip untuk pertama dan terakhir kalinya menuju kawah misterius sesuai peta peninggalan ayah Caleb.

“Crater” mempunyai plot petualangan lima sekawan nan to the point. Mulai dari latar belakangan, tujuan, perencanaan, hingga agenda petualangannya, semua mempunyai poin-poin nan jelas. Mungkin terlalu muda dan ringan untuk cukup menghadirkan ketegangan nan sesungguhnya.

Secara keseluruhan agenda petualangannya diisi dengan agenda-agenda nan cukup main aman, mulai dari bermain dengan tangki oksigen, hujan meteor, dan momen-momen lainnya dalam plot road trip. Namun semua agenda terlihat main kondusif dan beberapa terasa dragging.

Butuh waktu untuk kita merasakan ikatan emosional dengan setiap karakternya, tidak bakal langsung click dengan chemistry mereka. Pada titik tertentu, ada momen-momen nan akhirnya terasa emosional dan puitis dalam segi narasi.

Crater

Sinematografi dan Produksi Sci-Fi Remaja nan Cukup Berkesan

Sebetulnya “Crater” tidak jauh berbeda dengan tipikal film-film bertema road trip nan pernah ada sebelumnya. Contohnya seperti “Stand By Me” alias “Journey to the Center of the Earth”. Bedanya movie terbaru ini hendak memberikan pengalaman road trip di permukaan bulan. Petualangan di mulai dari dome, dimana manusia tinggal ketika sedang tidak bekerja di tambang. Kemudian perjalanan di luar dome menuju kawah sebagai letak misterius.

Secara keseluruhan, tema visual “Crater” sudah cukup menghadirkan pengalaman penjelajahan luar angkasa nan megah. Arahan kostum dan interior mempunyai konsep nan sesuai dengan ekspektasi kita semua nan familiar dengan skena sci-fi.

Meski tidak bisa dikategorikan sempurna, lantaran detail-detail seperti norma fiksi ilmiahnya juga tidak terlalu dijelaskan. Jadi pengalaman nan disajikan tetap terasa seperti visual buatan, bukan pengalaman immersive nan terasa meyakinkan seperti film-film luar angkasa nan sudah pernah kita tonton sebelumnya.

Lebih Berpotensi Sebagai Serial, Banyak Plot Hole dan Misteri Tak Terjawab

“Crater” sejak awal terlihat lebih mempunyai banyak potensi sebagai serial, minimal dikembangkan sebagai miniseries. Ada banyak aspek menarik nan sayangnya hanya dideskripsikan melalui dialog. Mulai dari proyek koloni bulan itu sendiri, proyek Omega, kecurangan perjanjian kerja dan perbudakan modern, hingga misteri dari meninggalnya ayah Caleb.

Setiap karakter juga mempunyai kisah masing-masing nan sayang sekali hanya disajikan secara prematur. Lagi-lagi hanya dalam perbincangan diantara kelima karakter selama road trip. Dimana eksekusi percakapannya juga tetap kurang berkesan, hanya membikin penonton cukup tahu saja. “Crater” dari awal membikin kita penasaran dengan banyak misteri, membikin kita mengantisipasi reveal alias plot twist pada titik tertentu dalam plot. Jika itu nan kita harapkan, movie ini tak lebih dari sekadar movie tentang road trip lima sekawan di bulan. Tak bakal ada ledakan plot nan berlebihan untuk membikin kita merasa mendapatkan jawaban apapun.

Secara keseluruhan, “Crater” merupakan movie road trip di permukaan bulan nan bisa lebih baik lagi. Punya banyak potensi, namun hanya menampilkan cerita level permukaan tanpa eksplorasi lebih mendalam. Namun, tetap cukup menghibur sebagai tontonan berbareng family di akhir pekan.