Meski sudah banyak disajikan dalam beragam judul, drama coming-of-age adalah satu dari sekian banyak tema nan tetap terkenal hingga kini. Tampilkan gimana remaja bergulat dengan segala persoalan di sekitarnya, memandang mereka berkembang tentu membikin penonton merasa dekat dengan konfliknya. Seperti halnya ‘Dear David’ nan baru memasuki jejeran Netflix Originals dari Indonesia.
‘Dear David’ merupakan movie produksi Palari Films nan disutradarai oleh Lucky Kuswandi. Dibintangi Shenina Cinnamon dan Emir Mahira, movie ini bercerita tentang Laras nan kerap menulis cerita pendek khayalan sembari membayangkan David dalam setiap ceritanya. Akan tetapi, semuanya menjadi runyam kala kumpulan cerita karangan Laras tersebar di media sosial, menakut-nakuti Laras dan segala impiannya.
Dalam narasinya, Lucky Kuswandi menyematkan ‘Dear David’ dengan cerita remaja nan berupaya untuk menjalani hidupnya di tengah kemelut cerita khayalan karangannya. Seiring itu, beragam problematika terselip di sekitar Laras, seperti dirinya nan kudu menjaga nama baik dengan pihak sekolah hingga kemelut antara hati dan pikiran mengenai rasanya terhadap David. Semua itu dikemas dalam alur linear tanpa berjuntai dengan trope usang seperti flashback yang membikin kisahnya bakal sangat mudah untuk diserap.
Tidak hanya pada Laras, bentrok dalam ‘Dear David’ juga berpengaruh pada beberapa karakter lain seperti David dan Dilla. Keduanya ditampilkan sebagai suplemen dari kisah Laras, membikin eksistensi antara ketiganya terasa lebih hidup. Tentang Laras nan mau membikin dirinya lebih baik, David nan merasa dia hanya orang biasa, hingga Dilla nan mempertanyakan eksistensi remajanya memberikan dimensi lebih dalam movie eksperimental pengarahan Lucky Kuswandi ini.
Seperti deret filmografi Lucky Kuswandi mulai dari ‘Selamat Pagi, Malam’ hingga ‘Ali dan Ratu-ratu Queens’, ‘Dear David’ tampil dengan representasi nan unik. Meski berlatarkan kisah remaja, tema keseluruhan nan banyak bermain dengan kedewasaan membikin movie eksklusif Netflix asal Indonesia ini terlihat lebih bold dan sensual. Tak hanya itu, nuansa cool yang diusung membuatnya semakin unik seiring durasinya.
Layaknya nan Lucky Kuswandi lakukan pada ‘Galih & Ratna’ 2017 lalu, ‘Dear David’ membawa dua bintang muda sebagai pemeran utamanya, ialah Shenina Cinnamon dan Emir Mahira. Shenina Cinnamon tetap lihai membawakan Laras sang model student dengan perbincangan dan karakterisasinya. Emir Mahira dalam comeback-nya ke industri sinema Indonesia tampak segar sebagai David nan mempunyai inferiority complex.
Selain itu, Caitlin North Lewis cukup sukses dalam mengimbangi peran dari dua pemeran utama, meski memang naskah tampak belum bisa memaksimalkan karakternya. Selebihnya, kehadiran Maya Hasan, Jenny Zhang, hingga Restu Sinaga memberikan nuansa lebih hangat di tengah kemelut remajanya.
Dari segi teknis, ‘Dear David’ terlihat lebih membumi jika dibanding ‘Ali dan Ratu-ratu Queens’. Dengan latar di Indonesia, movie remaja ini tampak maksimal dengan sinematografi nan condong banyak bermain dengan steady shot, scoring yang dramatis, hingga color tone yang konsisten dengan tema cool sepanjang pemutarannya.
Seperti ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’, movie drama dari sutradara Lucky Kuswandi ini sajikan deretan soundtrack bertema indie-pop yang didominasi musisi asal Indonesia, mulai dari Danilla, Grrrl Gang, hingga Ramengvrl.
Akhir kata, ‘Dear David’ merupakan leburan drama remaja dengan rumor dewasa dari Lucky Kuswandi. Melalui penampilan nan tampak sensual dan berani, pengisi terbaru jejeran Netflix Originals ini tetap asik untuk diikuti dengan segala keunikannya.