​​Eksplorasi Visual Era Baru ala Owi Liunic

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Ketertarikan Owi Liunic bakal hal-hal nan mengenai dengan visual sebenarnya sudah muncul sejak dulu. Setiap akhir pekan, dia dan keluarganya sering mengadakan aktivitas sunday draw. Kegiatan rutin tiap hari minggu itulah nan menurutnya memunculkan minatnya pada aktivitas menggambar. Tapi, dia baru mulai menekuni bumi gambar-menggambar dengan serius setelah berjumpa teman-teman nan juga punya minat nan sama.

Eksplorasi terhadap digital art serta bermacam medium tradisional juga baru dia jalani setelah itu—yang kemudian menggiring perkembangannya sebagai seniman visual hingga saat ini.

Bermula dari minat pada drawing, singgungan dengan bagian kreasi datang secara natural buat Owi Liunic. Begitu pula dengan eksplorasi ranah disiplin 3D dan gambar mobilitas alias animasi. Bidang-bidang itu dia temui dalam fokusnya pada subject multimedia. Owi memang mengaku tidak mau mencoba hal-hal nan itu-itu saja. Bahkan setelah menekuni beberapa teknik tadi, rasa penasarannya bakal disiplin visual lain malah semakin membesar—itu nan kemudian menjadi argumen utama Owi untuk terus mencoba mempelajari subject-subject lain.

Seiring berjalannya waktu, Owi mulai mengikuti pameran-pameran dan mendapatkan beberapa commision project. Tapi selain itu, dia juga banyak mengerjakan personal project—hal inilah nan dia bilang membuatnya keterusan sampai sekarang. Karir di bumi imajinatif pun dia pilih lantaran argumen nan mungkin terbilang cukup personal.

“Sebenernya gue suka ngeliat nan bagus-bagus deh kayaknya. Karena suka liat nan bagus-bagus jadi pengen bikin sesuatu nan bagus juga, gitu. Mungkin ngeliat sesuatu nan meaningful dan bagus itu kayak lebih OK. Maksudnya kayak tertarik banget, dibanding nan hanya kayak visually pleasing aja. Seeing beautiful things makes me happy.”

Beberapa waktu lampau eksplorasi Owi mempertemukannya dengan AR (Augmented Reality), sebuah bagian nan semakin terlihat aplikasinya dalam kehidupan kita di era nan serba digital ini. Filter-filter bergerak pada aplikasi foto di smartphone kita adalah salah satunya. Penasaran dengan proses dibalik pembuatan filter nan dilakukan baru oleh segelintir orang, Owi mulai mencoba menguliknya.

“Gue usil aja cari tau. Terus yaudah gue download software-nya. Gue bikin filter pertama gue waktu itu kayak makeup—kayak graphic tapi di muka gitu. Ternyata respon orang itu bagus. Yaudah jadi dari situ gue mulai bikin-bikin lagi. Dan lama-lama malah dapet client—malah kayak brand-brand gitu minta dibikinin filternya.”

Siklus mencoba perihal baru dan menggabungkannya dengan teknik-teknik nan sudah dia miliki hingga akhirnya menjadi sebuah karya baru sepertinya merupakan formula nan selalu Owi Liunic terapkan untuk menjaga passion-nya dalam berkarya. Hal itu terbukti dari eksperimennya dengan filter AR—yang selain mendapat respon positif dari orang-orang, juga mendatangkan banyak tawaran dari client baru. Selain memenuhi tujuan personal, apresiasi nan didapatkannya juga cukup besar.

Fokusnya saat ini banyak tertuju pada disiplin 3D dan motion graphic. Walaupun begitu, dia tidak membatasi dirinya untuk mengerjakan satu perihal aja. Ia juga tetap menggunakan bermacam teknik dalam setiap project.

“Gue lebih suka nan a little bit of everything gitu sih. Biar enggak bosen. Karena kayaknya gue bosenan deh. Jadi gue gak mau ngerjain satu perihal dan itu terus.”

Menurut Owi, pendekatan artistiknya untuk membikin sebuah karya tergantung pada objektif dari project itu sendiri. Meski begitu, kebebasan nan sering dia dapat dari client membuatnya punya lebih banyak ruang untuk eksplorasi lebih jauh—dimana dia bisa menggabungkan banyak teknik dan style dalam karya-karyanya.

“Gue suka nan vibrant. Dan enggak suka nan terlalu rapih. Jadi garisnya juga gak nan lurus-lurus banget—pengennya tetap nan organik. Jadi kayak tau kalo itu tuh gue ngegambar, gitu. Terus kalo misalnya 3D bentuknya gak nan perfect gitu sih. Gue gak suka nan terlalu perfect.”

Meski menggunakan banyak medium dan komponen visual dalam karya-karyanya, Owi mengaku tidak kesulitan untuk mencari inspirasi. Ia sering mendapatkan inspirasi dengan banyak melakukan observasi terhadap hal-hal nan menurutnya menarik alias asing di sekelilingnya. Dari corak daun hingga diagram alias logo di jalanan, dia nampaknya terbiasa mendapatkan inspirasi nan bisa datang dari mana saja.

Proses artistik Owi sendiri juga terbilang beragam. Ia tidak hanya menggunakan satu struktur saja, dimana progres sebuah karya kadang dipicu oleh ide-ide spontan alias penelitian nan muncul saat penggarapan karya itu sendiri.

Selain itu, sebagai seniman visual dengan banyak medium digital, karya-karya Owi juga banyak dipengaruhi oleh teknologi. Seperti karya filter AR miliknya, dimana software yang dia gunakan memungkinkan dirinya untuk bikin suatu karya nan interaktif dimana satu kedipan bisa memicu munculnya satu animasi. Tipe karya nan interaktif seperti ini juga memang telah Owi gemari sejak dulu.

Era social distancing nyaris dua tahun belakangan ini membikin banyak orang punya lebih banyak waktu untuk di rumah. Owi sendiri mendapatkan banyak momen-momen reflektif, dimana dia punya banyak waktu untuk mengevaluasi style visualnya. Selain itu, dia juga mencoba tetap produktif dengan terus mengeksplorasi hal-hal baru seperti NFT (Non Fungible Token)—sebuah sistem valuasi objek digital berbasis blockchain.

“Saat ini gue emang lagi ngulik NFT sih. Gue lagi seneng-senengnya bikin individual project kayak gitu. Karena kayak beda aja sih, merasa di-appreciate more gitu. Gue ngerasa individual projects gue nan tadinya gak jadi apa-apa—yang hanya orang ngeliat doang, rupanya bisa di-appreciate lebih.”

Mungkin bisa dibilang, cepatnya laju perkembangan teknologi di era sekarang ini merupakan salah satu pendorong utama perkembangan seniman seperti Owi Liunic. Dimana hal-hal baru terus muncul dan memicu eksplorasi serta penelitian terus-menerus nan mendorong munculnya karya-karya era baru nan inspiratif dan salah satunya bisa kita lihat di sini.