Gorillaz: Cracker Island Album Review

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Semenjak kembali pada 2017 dengan “Humanz”, Gorillaz seperti memulai era baru mereka dalam bermusik nan lebih nge-pop dan relevan dengan Gen-Z, menanggalkan status mereka sebagai salah satu pahlawan alternative rock bagi generasi millennial.

Mengembangkan penelitian musik mereka dengan genre-genre nan sedang hype, seperti breezy lo-fi pop pada “The Now Now” (2018), hingga album penuh seremoni lintas aliran dan kerjasama pada album “Song Machine: Series One” (2020). Gorillaz betul-betul terlihat band nan seakan terlahir kembali beberapa tahun belakangan.

Pada Februari 2023 lalu, Gorillaz merilis album keenam mereka, “Cracker Island”. Damon Albarn sebagai master of puppets dari unit virtual ini kembali membujuk sederet musisi untuk bekerja-sama dengan bandnya. Mulai dari Tame Impala, Bad Bunny, Beck, Stevie Nicks, dan beberapa musisi lainnya. Memberikan kontribusi ragam aliran dalam “Cracker Island”.

The Gist:

Sejak pertama kali terlahir sebagai konsep band virtual, Gorillaz selalu tentang penelitian dan eksplorasi. Stigma demi stigma, dihancurkan dengan pembuktian musik Gorillaz nan selalu diterima oleh penggemarnya, hingga memikat fans baru dalam fandom mereka nan unik.

Dengan statusnya sebagai band virtual, terbentuk dari member-member dari bumi fiktif, band ini memang mempunyai segalanya untuk terus mendobrak standarnya sendiri, membaur dengan beragam era ketika mereka mau mencoba sesuatu nan baru. Namun, “Cracker Island” merupakan salah satu album nan tidak menjadi showcase eksplorasi paling signifikan.

“Cracker Island” terdengar seperti “Song Machine” Part 2, dan rupanya ada beberapa perihal nan memang mempengaruhi perihal tersebu. Beberapa track pada album ini merupakan lagu-lagu nan awalnya direncanakan masuk dalam “Song Machine”. Mulai dari ‘Tormenta’ bekerja-sama dengan Bad Bunny. Begitu pula lagu berbareng Tame Impala dan Bootie Brown, ‘New Gold’.

Meski tetap mempunyai sajian musik nan baru dan patut untuk diapresiasi, album ini tidak mempunyai ‘wow‘ aspek seperti “Song Machine” dengan ragam aliran dan semarak kolaboratifnya. Setidaknya tetap sukses membuktikan bahwa album pop nan komersial juga bisa dikomposisi dengan kreatif, satu perihal nan perlu dijadikan panutan dari unit virtual ini oleh musisi pop nan trendy pada era ini.

Sound Vibes:

“Cracker island” tetap terangkai dari beragam fusion beberapa aliran musik, namun tidak terdengar semeriah “Song Machine”. Jika album 2020 tersebut betul-betul menyajikan tracklist nan bisa saja sanga kontras setiap track-nya, album ini mempunyai sound vibes nan lebih kohesif dalam tracklist-nya.

Gorillaz membawa diri sebagai unit pop, synth-pop, kemudian membiarkan musisi nan bekerja-sama dengan mereka dalam setiap track memberikan hingga separuh persen dari jati diri musik mereka. Contohnya saja track seperti ‘New Gold’ nan Tame Impala banget. Album ini juga memperdengarkan musik electropop, funk jazz, ada nan sembari lalu, namun ada juga nan mempunyai aransemen cukup catchy untuk menarik perhatian pendengarnya.

Best Tracks:

‘Cracker Island’ menjadi track menyambut pendengar dalam fase berikutnya, sekte dan stan culture, track disco dengan up beat tempo hasil kerjasama dengan Thudercat ini sukses menjadi title track nan catchy dengan hook-nya.

‘Silent Running’ merupakan track kerjasama dengan Adeleye Omotayo juga menjadi track dengan aransemen disco pop nan catchy. Sama seperti track-track lain dalam album ini, lagu ini mengeksplorasi tema media sosial dan kecanduan, berujung pada kekacauan di internet. ‘Silent Running’ diungkapkan oleh Damon Alban sebagai track ibaratkan mimpi alias lamunan, sebuah perjalanan pikiran.

‘New Gold’ mungkin lebih terdengar seperti lagu Tame Impala daripada lagu Gorillaz, namun menjadi salah satu nan terbaik dalam album ini lantaran layer fusion nan sempurna dalam menghasilkan track nan catchy namun juga kreatif in so many level. Ada sentuhan dreamy psychedelic dari Tame Impala, hip-hop funk dari Bootie Brown, dan tetap dalam medium pop Gorillaz.

Secara keseluruhan, “Cracker Island” semestinya bisa saja disebut sebagai ‘Song Machine: Season Two’, mungkin pemisahnya hanya lore dan cerita fiksi nan dikandung dalam narasi liriknya. Namun dalam segi musikal, album ini memberikan cukup materi baru, namun tidak melampau album sebelumnya.