HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Serial terpopuler HBO saat ini, “The Last of Us” bakal mengumumkan perpanjangan hingga musim kedua. Serial ini merupakan buah kerja sama Craig Mazin (pencipta serial drama sejarah di HBO, “Chernobyl” pemenang Emmy Award) dengan pembuat sekaligus penulis franchise video game “The Last of Us” terpopuler Naughty Dog, Neil Druckmann.

“The Last of Us” juga sedang menjadi perbincangan trending di media sosial, dengan serial ini menjadi trending #1 di Twitter dunia ketika premiere bagian perdananya. Hingga saat ini, teaser dan trailer musim pertama telah ditonton lebih dari 100 juta kali di seluruh dunia.

“Craig dan Neil berbareng EP Carolyn Strauss, dan para pemain dan kru fenomenal lainnya, telah mendefinisikan sebuah aliran melalui debut musim pertama mereka nan luar biasa di “The Last of Us”, ujar Francesca Orsi, EVP, HBO Programming, Head of HBO Drama Series and Films. “Setelah memberikan standar pada musim pertama nan tak terlupakan ini, saya tidak sabar tim ini kembali melampaui karya mereka sendiri di musim kedua”.

“Saya merasa rendah hati, terhormat, dan terus terang saja, begitu banyak orang nan menyaksikan dan merasa terhubung dengan kisah perjalanan Joel dan Ellie nan kami ceritakan kembali. Kolaborasi dengan Craig Mazin, para pemain dan kru kami nan luar biasa, serta HBO telah melampaui ekspektasi tinggi saya,” ujar Neil Druckmann, Produser Eksekutif. “Sekarang kami sangat senang atas kesempatan untuk memproduksi musim kedua! Mewakili semua orang di Naughty Dog & PlayStation, terima kasih!”

“Saya sangat berterima kasih kepada Neil Druckmann dan HBO atas kerja sama kami ini, dan saya lebih berterima kasih lagi kepada jutaan orang telah berasosiasi dengan kami dalam perjalanan ini,” kata Craig Mazin, Produser Eksekutif. “Penonton telah memberi kami kesempatan untuk melanjutkannya, dan sebagai fans karakter dan bumi nan diciptakan Neil dan Naughty Dog, saya tidak sabar lagi untuk kembali terjun ke project ini.”

HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

“The Last of US” mengambil latar 20 tahun setelah kehancuran peradaban modern. Joel, sosok petarung tangguh, disewa untuk menyelundupkan Ellie, gadis 14 tahun, keluar dari area karantina nan penuh dengan tekanan. Pekerjaan nan awalnya dianggap sederhana kemudian menjadi perjalanan nan sadis dan mengharukan, lantaran keduanya kudu melintasi area Amerika Serikat dan saling berjuntai satu sama lai untuk memperkuat hidup.

Selagi serial terkenal ini baru saja dimulai dan telah bersiap lanjut ke musim kedua, mungkin ini saat nan tepat untuk menginvestasikan waktu untuk menonton “The Last of Us” sebelum tertinggal terlalu jauh. Berikut argumen “The Last of Us” berbeda dengan serial survival pada umumnya.

Sajikan Kualitas Konsisten dari Episode Pilot Hingga Episode 3

“The Last of Us” memulai reputasinya dengan baik berkah presentasi bagian pilotnya, ‘When You’re Lost in the Darkness’. Pertama lantaran serial langsung meyakin penonton, nan kebanyakan datang dari organisasi game-nya, bahwa serial ini hendak setia dengan materi sumbernya. Mulai dari plot hingga pengarahan sinematografi setiap adegannya.

HBO juga terlihat maksimal mendukung pembuat serial ini untuk menghidupkan semesta apocalypse dari pembuat aslinya, Neil Druckmann. Episode pilot dan episode 2 mempunyai intro flashback nan tidak mudah dilupakan oleh penonton. Memahami gimana jamur cordyceps menjadi awal dari akhir peradaban manusia secara organik. Berbeda dengan semesta survival nan udah sering kita lihat sebelumnya, dimana presentasinya mengeksploitasi kehancuran, kepanikan, dan keributan nan tidak terstruktur dengan sistem peradaban nan realistis.

‘Long Long Time’ menjadi bagian 3 yang bakal tinggal diingatan penontonnya untuk beberapa saat. Baik sebagai bagian nan fenomenal maupun kontroversi bagi beberapa segmentasi penonton. Namun kesuksesan secara umum bisa diklaim untuk bagian 3 ini. Untuk saat ini, tercatat bagian nan baru saja rilis pada 30 Januari kemarin telah meraih 6,4 juta penonton, naik 12% dari bagian minggu sebelumnya.

Banyak media seperti IGN, Variety, Cultura, hingga media rating Rotten Tomatoes memberikan score nan tinggi untuk bagian nan konsentrasi dengan kisah Bill (Nick Offerman) dan Frank (Murray Bartlett) ini.

Mungkin banyak nan mempertanyakan kenapa kudu ada bagian dengan plot drama percintaan pada serial tentang survival post-apocalypse. Buat nan betul-betul memperhatikan sejak bagian pertama, harusnya bisa memahami gimana “The Last of Us” merupakan drama survival nan lebih dari sekadar mengeksploitasi tindakan dan teror cordyceps. Namun juga menjadi drama nan hendak menunjukan perjuangan setiap karakter sebagai manusia dalam menghadapi kehilangan, moral nan kudu dipegang di tengah hancurnya peradaban, harapan, dan apa nan tetap berfaedah di tengah bumi nan sudah berakhir.

HBO Memperpanjang The Last of Us untuk Musim Kedua

Cr. HBO

Adaptasi Game nan Memiliki Kisah Lebih untuk Ditawarkan

Meski “The Last of Us” menunjukan kesetiaannya pada materi sumber, tak lantas membikin kreatornya hanya copypaste dan mengakselerasi kualitas cerita agar lebih layak sebagai serial nan ditonton. Karena pastinya ada perbedaan nan membikin titel ini seru untuk dimainkan, dengan serial nan menghibur untuk ditonton. Serial ini rupanya mempunyai kisah lebih untuk ditawarkan pada penonton. Bagi untuk fans game dan fans baru nan hanya menonton serialnya.

Hal tersebut ditunjukan pada akhir bagian 2 dan keseluruhan plot bagian 3. Neil Druckmann sebagai penulis aslinya telah menggunakan kesempatannya sebagai pembuat serial ini dengan maksimal. Dalam game-nya kita jelas bakal lebih konsentrasi pada perspektif dan perkembangan petulangan Joel dan Ellie.

Serial “The Last of Us” telah menjadi medium nan lebih luas untuk mengembangkan latar belakang dari karakter-karakter lainnya. Memperlihat gimana reaksi dan prinsip memperkuat hidup seperti apa nan mereka pegang di tengah apocalypse.

Tidak melulu tentang membentuk aliansi, looting kebutuhan untuk memperkuat hidup, alias kudu berhadapan dengan manusia nan telah terinfeksi setiap menitnya. Sejauh ini, “The Last of Us” telah menyajikan kualitas cerita nan lebih dari sekadar tindakan memperkuat hidup, namun juga drama nan juga mengandung rumor kemanusiaan.

The Last of Us

Pada musim pertama nan sedang mengudara, serial ini dibintangi oleh Pedro Pascal sebagai Joel dan Bella Ramsey sebagai Ellie. Episode terbaru “The Last of Us” tayang perdana setiap hari Senin di HBO dan HBO GO, hingga berhujung pada finale pada 13 Maret mendatang.

Para fans juga dapat mendengarkan Podcast “The Last of Us”, podcast resmi untuk menemani serial ini berbareng pembawa aktivitas Troy Baker, nan memerankan Joel dalam video game-nya. Duduk berbareng pembuat serial, Craig Mazin dan Neil Druckmann, untuk mengumpas tuntas segmen demi segmen setiap episodenya.

“The Last of Us”  diadaptasi dari video game dengan titel serupa nan banyak menuai pujian, dikembangkan oleh Naughty Dog secara eksklusif untuk platform PlayStation, ditulis oleh Craig Mazin dan Neil Druckmann nan sekaligus merupakan pelaksana produser.

Serial ini diproduksi berbareng dengan Sony Pictures Television dengan pelaksana produser Carolyn Strauss, Evan Wells, Asad Qizilbash, Carter Swan, dan Rose Lam. Dengan keterlibatan dari PlayStation Productions, World Games, The Mighty Mint, dan Naughty Dog.