Hell’s Paradise Season 1 Review

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

“Hell’s Paradise” merupakan anime terbaru dari studio MAPPA nan diangkat dari manga karya Yuuji Kaku, “Jigokuraku”. Sudah tayang sejak April dan baru saja menuntup season pertamanya pada Juni kemarin, anime bergenre shounen ini menjadi salah satu nan menerima hype tinggi dalam line up Anime Spring 2023.

Berlatar pada era Edo era pemerintahan Tokugawa di Jepang, kita bakal mengikuti kisah Gabimaru nan dijatuhi balasan meninggal lantaran bertanggung jawab atas tewasnya 20 penduduk desa. Sebagai ninja dengan kekuatan spesial, Gabimaru tidak mudah dieksekusi, hingga akhirnya dia berjumpa dengan Yamadan Asaemon Sagiri, pengeksekusi dengan keahlian pedang khusus.

Melihat keahlian spesial Gabimaru, Sagiri memberikan tawaran spesial pula. Yaitu membantu Sagiri untuk mendapatkan ramuan kekal di Pulau Shinsekyo, dengan hadiah dia bakal dibebaskan dari segala tuduhan dan kembali ke rumahnya, ke istri nan dia cintai.

Secara world-building alias latar, “Hell’s Paradise” sudah bukan sesuatu nan ‘baru’ lagi. Memadukan tema Jepang antik era Edo, dengan samurai, shogun, ninja, dan penyamun nan eksentrik. Kemudian dipadukan dengan konsep battle royal, survival, dan komponen supernatural. “Hell’s Paradise” bisa di-streaming bagian lengkapnya di Netflix.

Dualitas Algojo dengan Tahannnya

Objektif awal dari “Hell’s Paradise” adalah sekelompok penjahat nan dipasangkan dengan pengeksekusi masing-masing dalam misi mendapatkan ramuan kekal di Pulau Shinsekyo nan misterius, berbahaya, dan menyantap korban. Seperti gimana Gabimaru menjadi tanggung jawab Sagiri, kemudian muncul pula sederet pasangan karakter lainnya nan bakal diperkenalkan seiring bagian berlangsung.

Setiap karakter mempunyai backstory nan cukup menarik. Baik sebagai karakter tunggal maupun dualitas mereka dengan ‘pasangan’ masing-masing. Contohnya saja gimana Sagiri adalah pengeksekusi nan terjerat dengan rasa bersalah setiap kali melakukan eksekusi pada manusia. Sementara Gabimaru lebih memilih untuk menerima dan menanggung dosanya sebagai ninja nan telah membantai banyak orang sesuai perintah ketua desanya.

Serta tetap banyak lagi karakter-karakter lainnya nan bakal diperlihatkan dualitasnya. Jadi, untuk season pertama ini, setiap bagian mejadi highlight beragam karakter dengan acak, tidak melulu konsentrasi pada Gabimaru. Setidaknya untuk beberapa bagian nan acak. Desain karakter masing-masing juga menarik secara visual.

Hell's Paradise Season 1 Review

Pesona Visual Brutal, Body Horror, dan Keindahan Anomali di Pulau Shinsekyo

Arahan visual dan animasi 2D bisa jadi merupakan aspek utama nan mengundang kesukaan pada “Hell’s Paradise”. Sesuai dengan judulnya, Pulau Shinsekyo sebagai latar utama merupakan pulau dengan hewan nan mempesona. Banyak bunga-bunga dan tumbuhan unik menciptakan visual nan indah. Namun, kemudian disandingkan dengan monster-monster nan tak kalah unik, mengerikan, dan mengancam. Konsepnya adalah gimana pulau nan begitu bagus menyimpan banyak ancaman dan perangkap dalam buaiannya.

Musuh-musuh dalam “Hell’s Paradise” juga kerap mempertunjukan komponen visual body horror nan anomali, ada pula sedikit komponen ecchi. Dipadukan dengan kreasi beberapa karkter nan juga memanjakan visual, ekspektasi bakal pesona visual dari anime ini sudah cukup sesuai dengan hype-nya.

Sekuen Pertarungan Epik dan Pacing Plot nan Cepat

Banyak adegan-adegan pertarungan nan memacu adrenalin dan memanjakan mata, terutama buat kita nan memang fans anime aksi. Animasi pertarungannya fluid dan didukung dengan pengaruh bunyi nan mendukung setiap segmen terasa immersive. Contohnya saja ketika Gabimaru menggunakan ninjutsu apinya, perpaduan antara animasi api nan menyelimuti Gabimaru berpadu dengan pengaruh bunyi nan membikin kita merasakan panasnya api.

Pertarungan-pertarungan nan disajikan juga cukup gore. Banyak serangan dengan eksekusi sadis dan pertumpahan darah nan banyak. Namun pertarungan pada bagian terakhir menjadi segmen epik dan tidak sekadar memukau lantaran visualnya. Setidaknya ada misteri nan mulai terpecahkan, terutama dalam memahami makhluk-makhluk kekal di pulau tersebut nan pada sembilan bagian sebelumnya terlihat mustahil untuk dikalahkan.

Salah satu kelemahan dari “Hell’s Paradise” adalah pacing per episode-nya nan sangat cepat. Terutama untuk pengenalan karakter. Beberapa karakter nan awalnya tampak menarik apalagi bisa tewas sebelum meninggalkan kesan apapun bagi penonton. Beberapa segmen kematian karakter nan harusnya terasa sentimental juga kurang emosinya lantaran hanya diperkenalkan dalam satu bagian nan kurang mantap.

Anime ini jadi terlihat sedang melakukan eliminasi kilat untuk line up karakter-karakter mereka. Masalah ada pada kedalaman emosi dalam penulisannya. Meski akhirnya tetap tetap menimbulkan rasa penasaran pada kelanjutan petualangan karakter nan tetap tersisa serta latar belakang dari Gabimaru nan sesungguhnya sebagai protagonis.

Secara keseluruhan, “Hell’s Paradise” memenuhi ekspektasi visual Pulau Shinsekyo sebagai latar utama, begitu pula sekuen pertarungan seru nan memenuhi tiap episode. Namun, serial ini tetap kurang kuat dalam segi sentimental dan emosi. Season pembuka ini tetap kurang untuk membikin kita mempunyai kesan sentimental pada setiap karakternya.