Insomniacs After School Review: Eksplorasi Isu Insomnia pada Remaja Era Modern

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

“Insomniacs After School” merupakan Spring Anime 2023 dari studio LIDENFILMS. Seperti anime pada umumnya, diadaptasi dari manga oleh Makoto Ojiro. Anime seinen bergenre school life dan romansa remaja ini mempunyai naskah nan lebih dewasa. Memiliki nilai realism dan kesederhaan berarti seperti “Skip and Loafer”.

Kisah dimulai dari Ganta Nakami, remaja nan menderita insomnia akut. Suatu hari dia menemukan tempat persembunyian sempurna di sekolah untuk tidur siang; ruangan klub astronomi nan terbangkalai dan dirumorkan berhantu. Mengira baru dirinya nan menginjakan kaki di ruangan tersebut, dia kemudian berjumpa dengan Isaki Magari nan juga menderita insomnia nan telah singgah di ruangan tersebut terlebih dahulu.

Insomnia merupakan disorder nan umum di masa kini, namun pengidapnya sering diremehkan. Masih banyak persepsi nan salah seputar insominia, menyulitkan kehidupan para pengidapnya dengan perjuangan tak berujung setiap malam hingga fajar tiba.

“Insomiacs After School” hendak mengangkat rumor tersebut dalam perbincangan nan menganggap serius problem nan diangkat. Kemudian dikemas dalam latar school-life nan nyaman dan mempunyai pesona tersendiri, terutama lantaran anime ini menggunakan klub astronomi dan aktivitas memandang bintang sebagai latar kisahnya. Buat nan mengidapkan insomnia alias mau memahami masalah dari disorder nan tetap sering disalah-artikan ini, anime bakal memberikan pemahaman baru bagi kita.

Ganta dan Isaki, Pengidap Insomnia nan Tergabung dalam Klub Astronomi

Ganta dan Isaki adalah dua siswa SMA nan menderita insomnia. Setelah berkenalan secara tak disengaja, keduanya memutuskan untuk berbagi tempat persembunyian, ialah ruangan klub astronomi nan sudah lama terbangkalai. Begitu rahasia mereka diketahui oleh salah satu guru, keduanya kudu kembali menghidupkan klub astronomi agar tetap bisa menggunakan ruangan lab tersebut. Isu insomnia dan tema klub astronomi menjadi dua tema nan cocok untuk disatukan dalam “Insomniacs After School”.

Mengikuti waktu berbareng Ganta dan Isaki nan sama-sama tidak bisa terlelap ketika malam sunyi, menjadi sajian nan heartwarming dan mempunyai pesona slice of life tersendiri nan tidak sering kita lihat di anime school-life lain. Mulai dari eksplorasi kota di malam hari, aktivitas fotografi, berburu foto bintang, hingga melakukan komunikasi melalui siaran pribadi.

Namun tak hanya dragging cerita dengan kegiatan-kegiatan Ganta dan Isaki melulu, plot juga mengalami perkembangan serta memberikan pemahaman baru seputar disorder insomnia. Salah satunya gimana orang tetap menganggap remeh insomina pada remaja. Hanya menyuruh pengidapnya lebih aktif dan produktif di pagi hari agar capek dan tertidur di malam hari. Ganta jengkel dengan opini-opini seperti itu. Seiring berlanjutnya episode, kita juga akhirnya bakal tahu penyebab insominia dari Ganta dan Isaki. Dimana ada hubunganya dengan PTSD, gangguan kecemasan, dan rumor kesehatan mental minor lainnya.

Persahabatan, Cinta, dan Usaha Berdamai dengan Keadaan

Seperti anime school-life pada umumnya, “Insomniacs After School” pastinya mempunyai tema persahabatan dan percintaan remaja. Untuk tema romansa remajanya, perkembangannya cukup natural dan terasa subtle, tidak terlalu mendominasi tema keseluruhan secara dramatis. Setidaknya hingga mendekati episode-episode terakhir. Namun ini sama sekali bukan tipikal romance anime nan bakal mempermainkan hati penonton dengan plot klise. Fokus cerita tetap pada rumor insomnia nan dihadapi oleh kedua karakter utamanya.

Daripada romansa nan melankolis dan dramatis, kisah Ganta dan Isaki lebih tentang companionship nan sesuai dengan usia mereka, serta nilai sentimen dari setiap kenangan nan mereka rangkai berbareng di malam-malam tak lelap.

Ada juga momen-momen persahabatan nan menambah keseruan anime ini. Dimana masing-masing sahabat saling menolong Ganta dan Isaki nan hanya berdua mengoperasikan klub astronomi. Hingga momen-momen pergi ke pagelaran dan liburan musim panas nan seru. Namun anime ini tidak melulu menunjukan agenda nan melangkah lancar.

Anime ini juga hendak menunjukan sisi menyebalkan sebagai remaja, ketika sesuatu tidak melangkah sesuai harapan. Ada keseimbangan antara momen-momen bagus dan jelek nan realistis dalam cerita secara keseluruhan. Hingga pada akhirnya semua sekuen kejadian menjadi refleksi bagi kedua karakter untuk sadar dalam upaya menerima keadaan.

Perkembangan dan Penyelesaian Naskah nan Dewasa

Tanpa memberikan spoiler apapun, “Insomniacs After School” bukan tipika anime kehidupan remaja dengan akhir dramatis maupun perkembangan plot nan menggenjot emosi penontonnya. Ini anime nan cukup nyaman untuk ditonton sembari mengisi waktu luang. Setiap masalah maupun bentrok nan muncul dipresentasikan secara natural. Meski ada beberapa perbincangan nan mengarah pada suatu dugaan buruk, pada akhirnya perihal tersebut hanya red herring.

Daripada berupaya membawa plot kepada level berikutnya, anime ini lebih memilih untuk membujuk kita mengenal Ganta dan Isaki dalam latar otentik mereka. Sebagai anime dengan tag seinen, “Insomniacs After School” memenuhi ekspektasi sebagai anime dengan materi nan dewasa.

Dewasa bukan dalam makna depresif maupun eksplisit, lebih pada narasi, intisari, dan pendekatan dalam mengeksplorasi tema gangguan insomnia. Berubahan nan signifikan bakal membawa kita pada plot nan klise, oleh lantaran itu anime ini lebih memilih untuk membujuk kita memahami dan menerima keadaan dengan narasi nan puitis.

Secara keseluruhan, “Insomniacs After School” merupakan anime school-life nan cukup niche. Mulai dari formula per episode, rumor nan menjadi topik utama, hingga presentasi babak terakhir untuk ceritanya. Buat fans estetika malam, aktivitas stargazing, alias sejenisnya, anime ini bisa memberikan pengalaman menonton nan nyaman dan berkesan. Bisa jadi selingan tontonan dari genre-genre khayalan alias action nan sedang ramai saat ini di skena anime.