Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang Review: Damai dari Kejauhan

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ merupakan salah satu titel movie drama dari Visinema Pictures nan 2020 lampau sukses sajikan persoalan dalam family dengan sentuhan membumi. Tak heran, movie tersebut menuai pujian dan dihadirkan semestanya sendiri hingga kini. Sebagai kelanjutannya, hadirlah ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ nan saat ini sedang mengudara di bioskop.

‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ merupakan movie drama produksi Visinema Pictures nan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Menempatkan Sheila Dara Aisha, Lutesha, Jerome Kurnia, dan Ganindra Bimo sebagai deretan pemeran utama berbareng Rio Dewanto dan Rachel Amanda, movie ini berpusat pada Aurora nan sedang menjalani masa-masa kuliah lanjutnya di London. Di tengah lilitan permasalahannya tersebut, perlahan dia menemukan apa nan betul-betul diinginkan dalam perantauannya.

Sebagai sekuel dari ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’, alur cerita maju-mundur menjadi usungan utama dalam ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ ini. Akan tetapi, Angga Dwimas Sasongko kali ini memberikan segmen-segmen sebagai pengantar dalam penceritaannya. Meski dengan teknik penceritaan baru tersebut, terkadang alurnya nan melompat-lompat bisa jadi menghadirkan kebingungan nan serupa seperti prekuelnya tiga tahun lalu.

Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang

Layaknya prekuel tiga tahun lalu, ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ berupaya untuk menyajikan beragam persoalan nan umumnya dialami oleh orang modern. Bila ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ memberikan waktu untuk menelusuri problematika dari family hingga ke akar-akarnya, sekuelnya seakan meletakkan pusat perhatiannya dari sisi Aurora sebagai orang nan menjalani perantauan untuk kali pertama. Dengan representasi dan dialog-dialog membuminya, movie ini tentu bakal mudah sekali menyentuh rasa dari para penontonnya.

Akan tetapi, konsentrasi cerita ini nan terasa memberikan treatment kurang baik dari karakterisasinya. Aurora memang direpresentasikan dengan baik lantaran ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ memang menyorot kehidupannya. Akan tetapi, representasi beragam karakter lainnya nan baru di-establish pada movie ini semestinya bisa digali lebih dalam.

Honey nan berupaya memperkuat dengan trauma asmaranya, Kit dengan krisis heritage-nya, hingga Jem nan digambarkan plain bad guy membuat penampilan mereka hanya datang untuk memberikan warna untuk Aurora, mengaburkan warna dari masing-masing mereka. Walau memang dapat diakui bahwa akting dari setiap pemeran karakter tersebut tampil dengan baik dan believable seiring durasinya.

Seperti ‘Mencuri Raden Saleh’, ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ bisa disebut sebagai lahan penelitian teknis dari Angga Dwimas Sasongko. Satu komponen nan paling kentara adalah sinematografinya kerap dikemas dalam time-lapse yang shaky dan blurry demi memberikan pengaruh dramatis, nan sayangnya membikin adegannya menjadi semakin memusingkan seiring dengan alur nonlinear-nya. Selain itu, tak banyak teknis nan berubah dari ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’, seperti musik modern pop, set design yang tetap terasa urban-nya meski berlatar di London.

Akhir kata, ‘Jalan nan Jauh Jangan Lupa Pulang’ adalah penelitian lain dari Angga Dwimas Sasongko nan membawa seri ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ lebih dalam. Hadir dengan representasi nan eksperimental, eksekusinya tetap jauh dari sempurna meski tetap bisa memikat rasa penontonnya tentang problematika perantauan di negeri orang.