LunariaN adalah band experimental rock asal Jakarta, beranggotakan Rivelino Ismaya sebagai vokalis dan multi-instrumentalis, Anink Edyson pada gitar, Immanuel Willy pada bass, dan Ekky Setiawan pada drum. “Refined Anomalium” menandai kembalinya LunariaN di skena musik Indonesia setelah 7 tahun hiatus. 4 lagu telah dirilis dari full album pertama mereka ini.
“Refined Anomalium” menjadi album diproduseri sendiri oleh front-man LunariaN, dimana keempat membernya mempunyai visi untuk memperdengarkan karya eklektik nan mendemonstrasikan luasnya referensi musik nan mempengaruhi setiap member dari band rock ini.
Sejak 2022, LunariaN telah berupaya menyempurnakan satu dua lagu nan sudah ada serta menambah lagu-lagu baru untuk merangkai album ini. Unit ini mengungkapkan telah berterima kasih sekaligus mengutuk sifat perfeksionisme mereka. Hasilnya, bisa jadi “Refined Anomalium” adalah album Indonesia nan memperdengarkan komponen instrumen dan vibes nan tetap jarang kita temukan dalam skena musik kita.
The Gist:
“Refined Anomalium” memadukan identitas inti musik rock LunariaN, dengan pengaruh musik industrial nan mengambil dari musik tradisional dan klasik Eropa. Ekperimen nan tegas sangat mudah dirasakan pada penggunaan skala dan notasinya.
Keahlian Rivelino Ismaya sebagai front-man multi-instrumentalis terdengar dimaksimalkan dalam album debut ini. Dimana menjadi sesuatu nan esensial untuk memamerkan trump card dari LunariaN.
Idealisme dan perfeksionisme nan dipegang oleh LunariaN dalam mengerjakan album ini bisa terdengar nyaris dalam semua track. Ini bukan tipikal album indie lokal dengan sajian aransemen nan nyaris serupa dari satu track ke track berikutnya. Ada perbedaan mood dan komposisi, cukup solid sebagai album debut nan hendak menunjukan identitas musik sekaligus menujukan jangkauan luas dari penelitian musik nan bisa dieksplorasi oleh band ini dalam setiap karyanya.
Sound Vibes:
Multi-instrumentalis, vokalis, dan penulis lagu, Rivelino Ismaya menyebut gitar klasik sebagai dasar musik pertama nan dia pelajari. Ia juga mahir memaikan instrumen tidak biasa seperti uilleann pipes, akordion, dan irish tin whistle. Skill tersebut dimanfaatkan dengan baik untuk memberikan identitas unik bagi LunariaN. “Refined Anomalium” memperdengarkan perpaduan beragam komponen rock melalui distorsir gitar, bass, dan drummnya nan menghentak. Kemudian kerap dikejutkan dengan komponen celtic dan Eropa klasik dalam komposisi beberapa track.
Track pertama, “Proclamation: Phantoms” mungkin bakal menimbulkan dugaan pendengar bahwa band ini bakal terdengar seperti band rock lokal indie pada umumnya. Namun beri kesempatan hingga track kedua, dimana alunan musik rock dengan instrumen akordion bakal membawa kita pada pengalaman mendengarkan musik lokal nan berbeda.
Mendengarkan delapan track dalam “Refined Anomalium” bakal membawa pendengarnya ke beragam atmosfir nan berbeda-beda. ‘Proclamation: Phantoms’ dan ‘Generation on a Deadline’ menjadi track nan menyentuh indera meronta manusia dan bakal mempunyai tempat di pintu revousi.
‘Noble Mind Traveler’ didesain dengan keganjilan ala karnaval, berkah kuatnya penggunaan akordion pada intro dan chorus. Kemudian ‘Moon Citizen’ merupakan track nan dimaknai sebagai kakak tertua, berlindung dan menyendiri, tapi mendengarkannya bakal kecenderungan untuk berpikir tentang apa nan bisa saja dialami.
Best Tracks:
‘Noble Mind Traveler’ menjadi track kedua dalam “Refined Anomalium” nan bakal memikat pendengar dengan opening akordion-nya. Track rock ini mempunyai nuansa dark carnival nan unik, mengingatkan kita pada lagu-lagu Panic! At The Disco era “A Fever You Can’t Sweat Out”, namun dengan pesona LunariaN sendiri, lantaran membernya nan memang menguasai instrumen Eropa tersebut.
‘Hunchback Patrol’ juga menjadi salah satu track dengan komposisi musik terbaik dalam album ini. Lagu ini menunjukan keahlian mixing pas antara instrumen tradisional dengan efek-efek eleltronik multi-layer. Didominasi dengan gitar akustik sementara gitar elektrik hanya datang sebagai aksen. Transisi antara verse menuju chorus pada track ini terasa seperti perjalanan menuju utopia nan indah.
‘Generation on a Deadline’ juga menjadi track nan mempunyai pengarahan komposisi nan terdengar seperti sea shanty nan kelam pada bait pembuka. nan kemudian secara berjenjang ditambahkan layer aransemennya dengan beragam komponen rock, hingga sample nursey rhyme. Track ini juga menjadi track dengan komposisi eksperimental seperti ‘Noble Mind Traveler’.
Secara keseluruhan, “Refined Anomalium” merupakan album debut dari LunariaN dengan eksplorasi bunyi nan luas, menjadi rangkuman solid untuk memperkenalkan unit musik ini dalam medium full album. Cukup menarik untuk menantikan karya album dengan tema nan lebih niche dari LunariaN ke depannya.