One Hour Photo: Ketika Dedikasi Menjadi Obsesi

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

‘One Hour Photo’ adalah movie thriller psikologis nan rilis pada tahun 21 Agustus 2002. Dengan lama selama 96 menit, movie ini disutradarai oleh Mark Romanek dan diproduksi oleh Catch 23 Entertainment, Killer Films, dan John Wells Productions.

Robin Williams memerankan Sy Parrish sebagai tokoh sentral, Connie Nielsen sebagai Nina Yorkin, Michael Vartan sebagai Will Yorkin, dan Gary Cole sebagai Bill Owens. Film ini meraih kesuksesan dengan total penjualan lebih dari 52 juta dolar AS dari anggaran sekitar 12 juta dolar AS.

Kesuksesan movie ini juga terbukti dengan meraih beberapa nominasi penghargaan, termasuk Robin Williams sebagai Best Actor di Critics’ Choice Movie Awards, Satellite Awards, dan Saturn Awards. Sebelum rilis, movie ini lebih dulu mengikuti Festival Sundance pada 13 Januari 2002.

One Hour Photo

Sy Parrish adalah seorang teknisi foto nan hidup sendiri dalam rutinitas nan datar, tetapi berdedikasi dengan pekerjaannya. Dari sekian pengguna nan ditanganinya, Sy terobsesi dengan family Yorkin nan dianggap ideal. Akibat obsesi tersebut, Sy menyalin lebih banyak foto family Yorkin dari semestinya dan menjadi tidak konsentrasi dengan kinerjanya sendiri dan Sy pun dipecat dari pekerjaannya.

Ketika memeriksa tugas terakhirnya, Sy menyadari Will Yorkin nan berselingkuh dan sukses memergokinya di hotel. Akan tetapi, polisi juga tiba dan menangkap Sy dengan tuduhan ancaman setelah mengambil foto anak dari mantan bosnya secara diam-diam. Dalam interogasi, polisi hanya menemukan foto furnitur hotel dan meninggalkannya kembali berimajinasi dengan family Yokin dalam sebuah foto.

Obsesi nan Mengubah Orang Biasa menjadi Mengancam

Genre thriller sering dilekatkan dengan figur-figur nan sudah menyeramkan sejak penampilan dan karakternya. Sy adalah figur nan biasa dari luar dan apalagi kesulitan untuk bersosialisasi, tetapi dia membuktikan seorang nan terlihat paling tidak menakut-nakuti pun dapat menjadi berbahaya. Sy tidak melakukan kejahatan apa-apa selain mengambil foto tanpa izin. Obsesi menjadi motif nan cukup jelas untuk menegaskan nuansa thriller dalam movie ini.

Meskipun obsesinya hanya terwujud dalam imajinasinya sendiri, Sy terdorong untuk melakukan tindakan nan lebih jauh untuk memertahankannya. Ia sudah menyiapkan pisau dan berani mengonfrontasi Will dengan rasa kecewa dan ancaman. Ekspresi tersebut apalagi tidak pernah ditunjukkannya di sepanjang film.

Kemampuan akting Robin Williams pun teruji dalam memerankan tokoh tersebut. Riwayat karirnya sebagai komedian terlihat membantu dalam menyajikan karakter Sy nan ramah. Akan tetapi, dia juga bisa menampilkan sosok nan menakut-nakuti ketika Sy menjadi serius dengan obsesinya. Perubahan dari sosok nan kikuk menjadi serius disajikannya secara natural.

Karakter nan serius tidak selalu terlihat dengan mimik muka nan tegang, tetapi juga dengan tetap memasang senyum. Robin Williams secara jenius menempatkan aspek mata sebagai kunci untuk membedakan antara senyum Sy nan betul-betul ramah dan senyum creepy layaknya seorang psikopat.

Satu Lagi Thriller nan Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari

Pengambilan gambar dalam movie ini berupaya memaksimalkan aspek estetiknya, terutama ketika Sy bereksplorasi dalam imajinasinya. Meskipun demikian, sutradara memahami potensi thriller dengan memfokuskan pengambilan gambar ke arah ekspresi para pemeran, terutama tokoh-tokoh nan terdampak langsung akibat tindakan Sy. Teknik zoom in secara ekstrem ditujukan kepada Sy untuk mempertegas intensinya dari sosok penguntit, putus asa, hingga menjadi pembalas dendam.

Penyusunan latar juga memerhatikan kondisi masing-masing karakternya. Rumah family Yorkin nan acak-acakan memberikan petunjuk atas nasib mereka di masa depan. Di sisi lain, rumah Sy nan rapi, kosong, dan dapur nan didominasi nuansa putih menggambarkan kehidupannya nan monoton.

Sinematografi juga terlihat lihai dengan memanfaatkan ruang merah (tempat cuci movie foto) untuk mendukung titik kembali karakter Sy nan mengalami frustasi. Pusat perbelanjaan nan menjadi tempat kerja Sy juga disusun dengan color tone nan ramah untuk menampilkan aktivitas Sy nan dapat terhubung dengan kehidupan sehari-hari.

Soundtrack tidak hanya terdiri dari lagu instrumental nan mendukung nuansa intens dalam movie ini, tetapi juga beberapa lagu nan terdengar lebih pelan. Secara tidak sadar, jenis lagu nan lebih pelan ini justru nan mengarahkan kepada obsesi Sy. Imajinasinya terasa seperti kenangan bagus yang  diingat dengan perlahan sehingga dibutuhkan iringan instrumental nan bisa mengiringnya dengan tempo nan sama.

‘One Hour Photo’ menyajikan konsep thriller nan cukup menegangkan lantaran lekat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini juga membuktikan kualitas Robin Williams nan menyeberang dari aliran komedi dan drama.