Oppenheimer Review: Martir dan Konsekuensi Tindakannya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Setiap manusia, dari manapun mereka berasal, sangatlah wajar untuk mempunyai ambisi nan mau dicapai dalam hidup. Meski begitu, terlepas dari langkah nan mereka pilih demi menggapai ambisi tersebut, bakal selalu ada pihak-pihak nan merasa terinjak di tengah orang-orang nan menikmati hasil baik dari ambisi itu. Sekilas, perihal ini disorot dalam ‘Oppenheimer’ nan sedang mengudara di bioskop.

‘Oppenheimer’ merupakan movie biopic drama adaptasi riwayat hidup berjudul ‘American Prometheus’ karangan Kai Bird dan Martin J. Sherwin nan disutradarai dan ditulis oleh Christopher Nolan. Membawa Cillian Murphy sebagai J. Robert Oppenheimer, movie ini berfokus pada kisah hidup sang karakter titular, seorang mahir fisika nan mempunyai peran krusial dalam terciptanya senjata nuklir penghancur massal di masa-masa Perang Dunia II.

Akan tetapi, seiring prosesnya dalam mencoba mengaplikasikan teorinya mengenai nuklir, Oppenheimer mengalami rentetan dilema dan mendapati beragam halangan dari beberapa orang di sekitarnya atas beragam tindakannya.

Oppenheimer Review

Layaknya beragam narasi dalam movie pengarahan Christopher Nolan, ‘Oppenheimer’ mengusung alur maju-mundur sebagai Langkah dalam menyajikan cerita dari naik-turun hidup J. Robert Oppenheimer beserta beragam orang di sekitarnya.

Meski penanda waktu diletakkan secara samar-samar, movie terbaru dari sutradara ‘Tenet’ ini tetap dapat dicerna dengan mudah berbareng bibit-bibit penceritaan nan ditanamkan dengan rapi sebagai penyambung kisahnya secara keseluruhan. Walau begitu, lama movie nan mencapai 180 menit bakal mudah pula membikin penonton kelelahan, terutama dengan pacing ceritanya nan tergolong lambat.

Oppenheimer Review

Berfokus dengan tema penceritaan nan merujuk pada peperangan dan sains, ‘Oppenheimer’ tentu bakal banyak bermain dengan beragam representasi mengenai keduanya, secara spesifik mengenai beragam perihal nan ditemui pada Perang Dunia II.

Komunisme nan dianggap kejelekan bagi nasionalis Amerika Serikat, dilema antara mendapatkan penghargaan atas penemuan krusial nan berpotensi merusak tatanan dunia, hingga permainan politik demi memenuhi agenda pribadi membikin movie pengarahan Christopher Nolan ini terlihat penuh isi dan sekaligus membangun kisah dari karakter titular.

Berlatar di tahun 1900-an sekitar Perang Dunia II, movie ini menyajikan beragam tokoh krusial pada masa itu selain J. Robert Oppenheimer, seperti Harry Truman, Leslie Groves, Lewis Strauss, Jean Tatlock, hingga Albert Einstein nan masing-masing kemunculannya mempunyai akibat dalam kisah karakter utama melalui representasi nan nyaris history-accurate lengkap dengan beragam quote popular mereka.

Oppenheimer Review

Cr. Universal Pictures

Diperankan pula dengan aktor-aktris kenamaan bumi seperti Gary Oldman, Matt Damon, Robert Downey Jr., Florence Pugh, hingga Tom Conti membikin nuansa sinematik dalam movie biopic drama ini menjadi lebih hidup.

Layaknya beragam movie pengarahan Christopher Nolan sebelumnya, ‘Oppenheimer’ tetap membawa unsur teknis nan megah. Sinematografi nan didominasi wide shot dengan set design bertemakan Amerika Serikat di masa-masa Perang Dunia II nan dikemas dalam aspect ratio bervariasi antara 2.20:1 sampai 1.43:1 memberikan pengalaman visual nan menakjubkan.

Barbenheimer

Walau tampil dengan visual menggugah, scoring yang disajikan pada movie biopic drama ini tak terasa betul-betul menggelegar, membikin pengalaman sinematiknya kurang menyeluruh.

‘Oppenheimer’ adalah movie biopic drama mengenai tokoh krusial bumi nan berkutat mengenai dilema hidupnya dengan ramuan sains dan persekongkolan seputar peperangan dan politik.

Meski tampil dengan ensemble cast kenamaan dengan plot yang lebih mudah dicerna, pengalaman sinematik ini tetap terasa kurang maksimal dan bisa jadi melelahkan dalam durasinya nan mencapai 180 menit.