Oshi No Ko Season 1 Review

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

“Oshi No Ko” langsung menjadi salah satu Spring Anime 2023 paling terkenal setelah merilis bagian perdana spesialnya. Dengan lama 1 jam, “Oshi No Ko” Episode 1 merupakan salah satu bagian pilot terbaik dan memikat, sesuatu nan jarang sekali kita temukan dalam skena anime. Karena kebanyakan anime kerap menyimpan kejutan untuk bagian pertengahan alias season finale.

Episode pertama konsentrasi pada kisah Ai Hoshino, idol berbakat nan sedang berada pada puncak karirnya di usia 16 tahun, reputasinya terancam musnah jika publik mengetahui dia mengandung dengan sosok laki-laki nan tetap dirahasiakan.

Bersama manajernya, Ai pun hiatus dari beragam aktivitas sebagai idol dan konsentrasi menjalani perawatan di rumah sakit di kota mini di bawah pengawasan master Gorou. Gorou diam-diam adalah fans berat Ai, tidak kecewa dengan keadaan Ai, dia justru berkeinginan untuk melindungi idolanya tersebut. Namun, setelah meninggal dalam sebuah insiden, Gorou terlahir kembali sebagai anak Ai, diberi nama Aqua dan mempunyai kerabat kembar perempuan, Ruby.

“Oshi No Ko” Episode 1 telah sukses dan menutup chapter Ai Hoshino, sepuluh bagian berikutnya lebih konsentrasi pada kehidupan remaja Aqua dan Ruby dalam mengejar mimpi masing-masing nan tetap berkutat di bumi intermezo nan telah membesarkan sekaligus menjadi akhir dari ibu mereka. Mampukah Aqua dan Ruby melanjutkan legasi Ai?

Oshi No Ko Season 1

Angkat Problematika Dunia Hiburan dari Berbagai Sisi

“Oshi No Ko” merupakan anime padat perbincangan dan narasi seputar bumi hiburan. Mengekspos sisi gelap dan rupa jelek dibalik industri nan terliat penuh pesona dan mimpi nan bercahaya di mata para bintang-bintang mudanya. Mulai dari sosok idol, aktris, streamer, hingga peran-peran di kembali panggung nan kurang disorot di panggung utama.

Setiap karakter dengan pekerjaan mereka terjebak dalam satu sistem bumi intermezo di Jepang (yang relevan juga secara general) nan eksploitatif dan bisa menjadi lingkungan nan toxic. Meski dalam anime pacing-nya terasa lebih sigap jika dibandingkan dengan manga-nya.

Mulai dari kisah Arima Kana, mantan aktris anak-anak dengan nan kudu memulai karir dari nol setelah menginjak usia remaja. Serta rahasia dapur produksi dating reality show yang menjadi salah satu pekerjaan Aqua sebagai tokoh muda. Hingga kisah Akane Kurokawa nan mengalami cyber bullying lantaran evil-editing dalam reality show.”Oshi No Ko” tetap belum terlalu konsentrasi pada Ruby nan baru saja memulai perjalanannya sebagai idol.

Oshi No Ko Season 1

Visualisasi Manga nan Lebih Hidup dan Immersive

Salah satu daya tarik dari anime “Oshi No Ko” adalah kualitas visual art-nya nan berkilau dan vibrant. Sekilas memang bisa membikin penonton misleading, lantaran pesan nan hendak disampaikan cukup kontras dengan style art-nya nan terlihat semarak dan ceria. Namun konsep ini tetap sesuai dengan konteks, gimana bumi intermezo mempunyai bungkusan nan bagus dan bersinar, meski menyimpan banyak kebenaran nan keras dan busuk dalam industrinya.

“Oshi No Ko” juga menjadi manga yang menawan setelah dianimasikan. Adegan-adegan seperti video klip musik, segmen penampilan idol menari di atas panggung, hingga eksekusi akting dari setiap karakter jadi terasa lebih hidup. Background dari setiap segmen nan krusial jadi lebih dramatis dan immersive. Desain karakter dalam “Oshi No Ko” juga menjadi sajian visual dan cast dubbing nan memanjakan, setiap karakter digambar dengan karakter dan pesona sesuai dengan peran masing-masing.

Episode Penutup Tidak Menandingi Kesuksesan Episode Perdana

Secara keseluruhan, “Oshi No Ko” tetap mejadi salah satu Spring Anime 2023 terbaik, namun presentasi cerita seiring berjalannya bagian mengalami naik turun hype. Kualitas Episode 1 nan diatas rata-rata dan terlihat jelas sebagai bagian nan dispesialkan telah memikat sekaligus menimbulkan ekspektasi nan tinggi pada penonton menuju episode-episode selanjutnya. Melalui bagian tersebut, anime ini digadang-adang menjadi anime nan bakal beda dari nan lain, namun akhirnya juga tidak terlalu berbeda dari kebanyakan anime, meski cerita nan dihadirkan tetap baru.

“Oshi No Ko” telah menimbulkan ekspektasi aliran nan cukup niche, ketika materi nan terlihat kawaii di permukaan menyimpan rahasia nan gelap dan suram di dalamnya. Dua vibe nan saling kontras ini kerap melahirkan cerita dengan cita rasa nan baru dalam skena anime, dan cukup banyak penggemarnya. Sayangnya, cita rasa pada bagian pertama terasa berkurang di sepuluh bagian berikutnya. Anime ini juga memilih mengakhiri season pertamanya dengan finale nan tidak memberikan hook serupa dengan bagian pertama nan ditutup dengan segmen nan sukses bikin shocked penonton, argumen kenapa epsiode tersebut trending.

Padahal ada banyak peristiwa krusial ke depannya di dalam manga nan lebih cocok sebagai akhir dari season pertama. Namun tidak terlalu bisa dikomplain juga jika ini masalah jatah slot bagian dari studio nan memproduksi anime-nya. Epsiode finale bisa jadi tetap membikin penontonnya tak sabar menunggu season berikutnya, namun bukan lantaran argumen nan se-impactful Episode 1.