Setiap manusia mempunyai hati nuraninya masing-masing, termasuk bagi preman dengan segala kehidupan penuh kekerasannya. Selain itu, tidak selamanya preman disama ratakan sebagai golongan nan kelewat semena-mena. Seperti itulah nan tampaknya mau dihadirkan pada movie ‘Preman’ asal Indonesia nan tayang eksklusif di Amazon Prime Video.
‘Preman’ merupakan movie action drama produksi Introversy, sekaligus sebagai debut penyutradaraan movie panjang dari Randolph Zaini. Membawa beragam nama terkenal di industri sinema lokal seperti Khiva Iskak dan Muzakki Ramdhan, movie ini bercerita tentang seorang preman tuli berjulukan Sandi. Suatu ketika, dia kudu menghadapi kejaran Guru dan para bawahannya sembari menjaga anak semata wayang dan bergolak dengan masa lampau pahitnya.
Seperti kebanyakan movie laga Indonesia lainnya, ‘Preman’ tetap datang dengan premis mengenai protagonis nan dikejar oleh golongan antagonis. Akan tetapi, Randolph Zaini nan berkedudukan sebagai penulis ceritanya juga memberikan ramuan personal stake yang dimiliki oleh Sandi selaku protagonis, menjadikan movie ini sebagai semacam journey of redemption untuk sang karakter.
Hal menarik dari ‘Preman’ adalah representasi dari beragam karakter nan dihadirkan dalam kisahnya. Semuanya ditampilkan dengan porsi nan terasa seimbang dengan ragam karakterisasi, membikin setiap karakternya terlihat unik dan menarik. Selain hubungan ayah-anak nan ditampilkan oleh Sandi-Pandu, munculnya karakter lain seperti Guru, Bang Bang, Komandan, serta Ramon memberikan nuansa lebih hidup seiring penampilannya.
Karakterisasi ini tak lepas dari performa menawan dari para cast dalam movie panjang perdana Randolph Zaini ini, utamanya Khiva Iskak dan Muzakki Ramdhan nan bisa hadirkan keluwesan mereka berbincang dengan bahasa isyarat pada nyaris keseluruhan film.
Meski datang dengan drama nan cukup menyentuh, ‘Preman’ tak melupakan jati dirinya sebagai movie action melalui suguhan laganya nan tetap seru. Permainan koreografinya nan penuh keseruan dengan suguhan beragam shot menarik membuatnya tampak membumi dan kolosal dalam waktu bersamaan.
Walau begitu, narasi dan karakterisasi menarik cukup sedikit terjegal dengan aspek teknis nan terlihat sebelah mata. Meski datang dengan scoring menawan, set design yang bernuansa urban, dan sinematografi ciamik, sayang sekali hasil post-production-nya tampak tidak konsisten. Salah satu buktinya ada pada hadirnya beberapa scene yang mau memberikan nuansa kelam, namun representasinya menjadi kelewat gelap apalagi mendekati pitch black nan membikin scene tersebut nyaris tak terlihat.
Akhir kata, ‘Preman’ adalah movie action drama yang penuh keseruan seiring laga dan narasinya. Melalui representasi membumi dan laga seru, Randolph Zaini sukses memberikan awal nan baik meski tetap bercelah.