Rush Hour: Memadukan Komedi, Laga, dan Budaya yang Berbeda

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Tidak sedikit film-film nan memadukan antara dua aliran nan berbeda, salah satunya adalah ‘Rush Hour’. Film garapan Brett Ratner ini rilis pada tahun 1998 dengan lama 98 menit.

Dengan rating PG-13, movie ini dibintangi oleh Jackie Chan sebagai Lee dan Chris Tucker sebagai Carter. Keduanya adalah polisi dari lembaga nan berbeda, tetapi sama-sama ditugaskan untuk menyelamatkan putri dari seorang diplomat Tiongkok.

Selain Jackie dan Tucker, movie ini juga dibintangi beberapa tokoh dan aktris terkenal seperti Tom Wilkinson sebagai Thomas Griffin, Elizabeth Pena sebagai Tania Johnson, dan Julia Hsu sebagai Soo Yung.

rush hour

Akting Bintang Utama nan Natural dan Saling Melengkapi

‘Rush Hour’ menjadi salah satu movie nan berpengaruh besar bagi Jackie Chan untuk menancapkan namanya di ranah Hollywood. Genre laga secara dominan dibebankan kepada Jackie, sementara Chris tampil cerewet dengan humornya. Keduanya tidak berupaya saling menutupi satu sama lain, tetapi justru saling melengkapi dalam peran sebagai buddy-cop.

Jackie sesekali menyematkan humornya nan unik ketika berantem dengan penjahat dengan barang-barang di sekitarnya. Chris juga sesekali beradegan bela diri nan serasi dengan pengarahan Jackie, meskipun tetap terlihat ceroboh.

Pengambilan gambar dalam movie ini terlihat memenuhi standar, khususnya untuk mengimbangi segmen bela diri ala Jackie nan sigap dan berbahaya. Sudut pandang juga terlihat ideal, meskipun sesekali terlalu dekat dan dapat diambil dari perspektif pandang nan lebih mencakup adegan.

Transisi antaradegan terlihat kurang menyambung, tetapi tetap nyaman dinikmati bagi penonton umum. Transisi nan terlalu sigap juga semestinya tidak perlu digunakan di luar segmen laga. Editing secara visual juga tetap terbatas sejak diproduksi pada era 90-an.

Menertawakan Konflik dan Jarak Budaya

Di awal kemunculannya, movie ini sudah terlihat unik lantaran menghadirkan tokoh dari Asia dan Amerika-Afrika sebagai bintang utama. Konsep buddy-cop sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh tokoh dari ras nan sama alias tokoh kulit putih dengan kulit hitam, seperti ‘Lethal Weapon’ (1987) nan dibintangi oleh Mel Gibson dan Danny Glover.

Perbedaan budaya antara mereka justru ditonjolkan dengan bentrok nan konyol. Lee dan Carter sudah terlihat berjarak sejak pertama kali bertemu. Lee enggan berbicara, sementara Carter mengiranya tidak bisa berkata Inggris. Lee merasa Carter hanya membuang waktunya, sementara Carter selalu naif dengan sifatnya nan elastis dan arogan. Konflik mereka semakin terlihat konyol ketika bersaing dengan menyombongkan ayahnya sebagai legenda polisi di daerahnya masing-masing.

Untuk membangun hubungan nan harmonis, bentrok justru menjadi ramuan nan penting. Jarak budaya antara Carter dan Lee memberikan komedi nan segar dan tidak terpikirkan. Carter kesulitan berbaur dengan lingkungan pecinan dan sering salah mengerti dengan keturunan Asia di sana. Lee juga berupaya meniru langkah Carter berinteraksi dengan masyarakat setempat dan dengan polosnya menggunakan sapaan N-word. Di kembali perbedaan nan cukup jauh, adegan-adegan nan sederhana justru mendekatkan mereka sebagai rekan.

Salah satu segmen sederhana nan terasa spesial ini terlihat ketika mereka menyanyikan ‘War (What Is It Good For)’ sembari mengintai markas musuh. Lagu dari Edwin Starr ini menjadi salah satu soundtrack nan ikonik dalam movie tersebut. Soundtrack tidak lagi mendukung latar suasana dari belakang, tetapi juga membangun chemistry antarpemeran dengan natural. Sembari menunggu musuh, Carter membenarkan aksen Lee nan tetap kaku ketika menyanyikan lagu tersebut. Lee pun mengajari Tucker aktivitas bela diri hingga menodong pistol.

rush hour 1

Kesuksesan ‘Rush Hour’ tidak hanya terlihat secara finansial dengan meraih pendapatan sebanyak 244 juta dolar AS dari anggaran 33 juta dolar AS. Film ini juga meraih penghargaan seperti Best On-Screen Duo dalam MTV Movie Award (1999) dan Favorite Duo – Action/Adventure dalam Blockbuster Entertainment Award (1999).

Film ini juga membuka sekuel dengan ‘Rush Hour 2’ (2001), ‘Rush Hour 3’ (2007), dan ‘Rush Hour 4’ nan sedang dalam tahap pengerjaan pada tahun ini.