“Secret Invasion” telah mencapai Episode 5, perjalanan terasa susah dan banyak luka emosional jika kita mendukung Nick Fury sebagai protagonis. Kita semua sudah mengerti keseluruhan serial MCU terbaru ini merupakan redemption arc Fury nan meninggalkan kaum Skrull di Bumi untuk menyelamatkan alam semesta. Tak lama kita bakal mencapai finale dari serial ini, dengan dua bagian tersisa.
Dalam “Secret Invasion” Episode 5 berjudul ‘Harvest’, Nick Fury tetap terpojok dan hanya sukses mengamankan satu kemenangan (usaha menghentikan serangan misil pada Episode 3).Gravik tetap unggul namun mulai terlihat villain arc nan bisa menjadi bomerang baginya mengenai motivasinya dalam memulai invasi dan perang dengan umat manusia, dalam nama kaum Skrull.
Gravik Menginginkan ‘Harvest’ dari Nick Fury
(Spoiler Alert!) Sejak Episode 2, ketika G’iah mengetahui rencana Gravik untuk menciptakan Super Skrull melalui penyatuan DNA manusia super alias entitas super lainnya (Groot), Harvest mulai menjadi misteri item nan berkembang dalam arc ini dan kenapa Gravik sangat menginginkannya.
Dalam “Secret Invasion” Episode 5 ini, Pagon akhirnya mengungkapkan apa nan dicari oleh golongan Skrull pemberontak. Meskipun formula Super Skrull nan ada telah memberikan Gravik kekuatan nan cukup besar saat ini, Harvest tetap menjadi nan paling diingikan lantaran item tersebut merupakan sampel DNA dari Avengers, jelas mengandung kekuatan superhero terbaik nan menggiurkan untuk menyempurnakan project Super Skrull.
Nick Fury menjelaskan kepada pemasok MI6 Sonya Falsworth bahwa Harvest diperoleh dengan mengumpulkan darah nan tumpah dari para Avengers ketika pertempur melawan Thanos dalam “Avengers: Endgame”. Bertindak atas perintah Fury, golongan Skrull dipimpin oleh Gravik sendiri menyamar dan menyusup ke medan perang untuk mengambil sampel-sampel tersebut.
Fury memperkirakan bahwa DNA ini akhirnya menjadi inspirasi bagi pembuatan mesin Super Skrull oleh Gravik. Sonya akhirnya sampai pada konklusi nan tak bisa terbantahkan adalah kekacauan saat ini diakibatkan oleh Nick Fury sendiri.
Perubahan Startegi Gravik dan Permainan Kekuasaannya nan Semakin Kejam
Invasi rahasia dan upaya spionase tidak pernah menjadi strategi utama Gravik dalam menimbulkan perang, Gravik selalu menginginkan pendekatan nan lebih radikal. Setelah upaya pembunuhan Presiden Amerika gagal, dia pun melakukan penyesuaian strategi. Karena tidak mungkin lagi menyalahkan Rusia atas serangan terhadap Presiden Ritson, Gravik kemudian menyiratkan bahwa serangan tersebut adalah upaya berbareng dari Rusia dan Skrull. Dia apalagi menginstruksikan Raava (Skrull nan menyamar sebagai James Rhodes) untuk mengungkapkan markas dari Skrull pemberontak. Mendesak Amerika untuk melancarkan serangan peledak ke tanah Rusia.
Kini rencana Gravik adalah menakut-nakuti nyawa manusia hingga Skrull, serta ancaman bakal dimulainya Perang Dunia III. Ia percaya bahwa ancaman ini cukup untuk membikin Nick Fury menyerahkan Harvest padanya.
Pada “Secret Invasion” Episode 5 ini, perubahan strategi Gravik semakin menimbulkan pertanyaan sebagai jenderal perang. Seperti kata G’iah, dia mulai ragu apa Gravik pemimpin Skrull nan hendak membawa kaumnya menuju kebebasan, alias pidana perang nan rela mengorbankan kaumnya sendiri demi kekuasaan.
Ini membikin latar belakang karakter Gravik hanya mendapatkan eksplorasi nan minim, membuatnya menjadi tipikal villain satu dimensi nan sayangnya sudah terlalu sering terlihat dalam MCU selama ini, terutama pada fase-fase pertama.
Nick Fury Terbang ke Finlandia untuk Langkah Selanjutnya
Nick Fury pada akhirnya menyadari rencana Gravik dan beriktikad untuk menyetujui kesepakatan nan diajukan padanya. Dengan support tak terduga dari Rick Mason (mantan pemasok S.H.I.E.L.D nan sempat terlihat dalam “Black Widow”), Fury melarikan diri dari Rusia menuju Finlandia untuk mengambil Harvest. Tidak lama kemudian, dia menerima support juga dari pemasok Falsworth, memberikan tumpangan menuju pemakaman di mana Fury menyimpan DNA Avengers dan beberapa perlengkapan lamanya.
Meskipun hubungan antara Fury dan Falsworth nan sesungguhnya belum terlalu diungkap, terlihat bahwa Fury pada bagian ini percaya pada Falsworth. Setidaknya untuk saat ini, ketika semua orang nan dia percaya rupanya mempunyai motivasi lain alias telah diambil alih identitasnya oleh Skrull. Tak hanya kita, Falsworth rupanya juga tetap heran, kenapa Fury tidak memanggil teman-teman supernya, kita tau beberapa Avengers dan superhero lainnya tetap ada di suatu tempat.
Namun persoalan kali ini rupanya terlalu individual bagi Nick Fury. Ini bukan seperti serangan alien nan di luar kendalinya. Ia tidak mau umat manusia terus mengandalkan superhero untuk menyelesaikan masalah mereka; dan untuk kali ini, plot memang menunjukan gimana kronologi memperlihatkan akibat dari setiap keputusan pribadinya atas event “Secret Invasion”.
“Secret Invasion” Episode 5 akhirnya kembali menjadi bagian transisi, setelah bagian 3 dan 4 nan intens, bagian ini menjadi semacam cooling down sementara. Meskipun bukan bagian nan terbaik dari kelima bagian nan telah ada, namun pastinya mengandungkan informasi-informasi krusial nan dibutuhkan untuk final act. Kelemahan tetap terlihat gimana Nick Fury semakin terpojok, sementara Gravik nan semakin menjadi-jadi, kejam, dan rakus kekuatan.
Secret Invasion Episode 1 Review: Resurrection
Secret Invasion Episode 2 Review: Promises