Di usianya nan sudah lebih dari dua puluh tahun, “Spirited Away” (2001) tetap menjadi salah satu movie animasi nan selalu direkomendasikan banyak orang. Karya besar dari Hayao Miyazaki ini menceritakan perjalanan khayalan sekaligus spiritual seorang gadis cilik ke sebuah tempat misterius.
“Spirited Away” dianggap sebagai salah satu movie animasi terbaik nan bisa membius para penonton, baik dari segi cerita, penggambaran karakter, simbolisme kehidupan, hingga teknik pembuatan animasinya nan tetap sangat orisinil. Tidak heran jika movie ini banyak mendapat perhatian, selain menuai beragam kritik positif juga memborong banyak penghargaan bergengsi, salah satunya sebagai Best Animated Feature di Academy Awards ke-75.
Perjalanan Paling Berkesan ke Sebuah Tempat Misterius
“Spirited Away” membawa cerita tentang perjalanan Chihiro (Rumi Hiiragi) nan tersesat ke tempat misterius setelah memasuki terowongan di tengah hutan, dia kudu berpisah dengan kedua orang tuanya nan berubah menjadi seekor babi lantaran serakah melahap makanan dari tempat asing.
Dalam perjalanannya, Chihiro berjumpa dengan Haku (Miyu Irino) remaja laki-laki nan menjadi jelmaan roh Sungai Kohaku. Haku membantu Chihiro untuk memperkuat di bumi antah berantah nan tidak dikenalnya dengan menyarankannya untuk bekerja di tempat pemandian milik Yubaba (Natsuki).
Karena Chihiro mau membawa pulang dan merubah kedua orang tuanya menjadi seperti semula, dia melakukan segala langkah untuk bisa bertahan, dari mulai merelakan dirinya bekerja sebagai seorang pelayan di tempat pemandian untuk roh-roh para Dewa, hingga kudu menghapus dan melupakan sebagian namanya.
Chihiro sekarang hidup dengan nama barunya “Sen”, Ia memulai petualangan barunya. Ia dihadapkan dengan Yubaba, pemilik pemandian nan selalu semena-mena dan berkuasa. Belum lagi, Sen juga kudu siap sedia melayani tamu-tamu asing dengan corak dan rupa nan janggal seperti Stink Spirit dan No-Face alias juga lebih dikenal dengan nama Kaonashi (Akio Nakamura).
Dalam kehidupan barunya, apakah Sen bakal tinggal dan terjebak dalam belenggu Yubaba, si penyihir jahat nan penuh tipu daya? Atau dia bakal ingat tujuan awalnya dan menemukan jalan pulang?
Selain menceritakan perjalanan panjang Sen, movie ini juga bakal menuntun penonton menemukan jawaban dari hal-hal nan juga menjadi misteri untuk Chihiro.
Mengurai Setiap Karakter Sebagai Simbolisme Kehidupan
Perjalanan panjang Chihiro ke tempat misterius dalam movie ini, bukan hanya sebuah dongeng dangkal nan menyajikan kisah jagoan cilik nan kuat dan pemberani. “Spirited Away” datang sebagai antitesis dari kisah pahlawan nan mempunyai kekuatan super. Chihiro dibuat lebih sederhana tanpa keahlian khusus, dia hanya gadis berumur 10 tahun biasa nan berupaya keras tidak melupakan identitas dirinya dan teguh pada tujuan hidup nan diyakini.
Keberadaan tokoh Haku sebagai jelmaan roh Sungai Kohaku juga bukan tanpa alasan, dia datang sebagai kiasan hancurnya ekosistem alam lantaran ulah manusia. Haku nan malang, dia melupakan identitasnya sebagai sungai nan jernih, dan sekarang tempatnya beranjak kegunaan sebagai apartemen dan gedung-gedung pencakar langit.
Simbolisme tentang keserakahan manusia juga digambarkan dari kehidupan Stink Spirit nan bisa menelan apa saja, dari mulai sepeda, sampah, hingga ban mobil. Ia berbau busuk dan menjijikan. Namun, jika dilihat lebih dekat pada akhirnya Stink Spirit sukses ditolong oleh Chihiro untuk mengeluarkan benda-benda asing dari dalam tubuhnya. Ia mengingatkan pada penampakan lingkungan tercemar nan disebabkan oleh manusia. Membuang sampah sembarangan, berperilaku konsumtif, dan tidak peduli dengan alam.
Karakter No-Face alias Kaonashi nan penampilannya sangat ikonik dan selalu dijadikan inspirasi cosplay oleh banyak orang, juga menjadi salah satu simbol nyata tentang keberadaan orang-orang nan lenyap arah, dia bakal mengikuti dan menelan mentah-mentah apa saja nan dilihatnya. Persis seperti watak sebagian besar orang, mudah dihasut dan tidak mempunyai pendirian.
Sedangkan Yubaba dan kerajaan bisnisnya adalah representasi dari budaya kapitalisme dan potret kehidupan pekerja pekerja nan tidak mempunyai banyak pilihan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti Chihiro dan Haku nan selalu bekerja keras setiap hari dengan angan kosong, mereka melakukan perintah Yubaba sampai nyaris kehilangan identitas dan tujuan hidupnya. Bukankah perihal semacam itu nan sering dialami oleh para pekerja nan mengabdikan hidupnya pada korporat?
Fantasi Penuh Makna nan Selalu Relevan Sampai Kapanpun
“Spirited Away” adalah movie animasi nan selalu mempunyai pergeseran makna saat ditonton pada umur nan terus bertambah. Di usia sepuluh tahun, movie ini mungkin bakal dilihat sebagai movie petualangan di bumi khayalan nan seru, dengan monster-monster nan unik dan beberapa antagonis nan menyeramkan.
Namun, jika movie ini ditonton di umur 25 tahun alias setelahnya, beberapa orang bakal menyadari bahwa ini bukan hanya sebuah perjalanan khayalan biasa, tapi banyak pelajaran hidup nan sangat relevan dengan kehidupan orang dewasa saat ini. Ada cerita tentang pencarian arah dan tujuan hidup, konsumerisme, kapitalisme, budaya kerja nan salah, keserakahan manusia, kerusakan alam, dan jika diperhatikan secara seksama ada cerita tentang perjalanan spiritual nan sangat personal.
Selain menjadi gerbang untuk memperkenalkan banyaknya filosofi kehidupan masyarakat Jepang kepada dunia, dan membawa kritik tajam tentang kehidupan masyarakat modern nan serakah serta abai terhadap lingkungan, “Spirited Away” juga berkembang mempengaruhi bumi untuk memandang film-film animasi nan bukan hanya keluaran Disney saja.