“Swarm” merupakan serial thriller terbaru Donald Glover dan Janine Nabers di Prime Video. Meski belum ditemukan pernyataan resmi Donald Glover menyebut bahwa serial terinspirasi oleh Beyoncé, ada banyak referensi dari diva pop tersebut dalam serial ini.
Dilansir dari Vanity Fair, Glover menyebut bahwa dia terinspirasi untuk menggabungkan “The King of Comedy” oleh Martin Scorsese dengan “Piano Teacher”, serial klasik Michael Haneke.
Dre adalah fans Ni’Jah, diva pop nan terlihat mirip dengan Beyoncé. Ni’Jah disebut sebagai goddess, queen bee (seperti Beyoncé), mempunyai fanbase nan diberi nama ‘The Swarm” (serupa dengan fanbase Beyoncé nan berjulukan ‘The Hive’ sebagai kolektif). Ketika tragedi besar menghantam kehidupan Dre, Ia berubah menjadi superfan nan memburu setiap orang nan mencemarkan nama baik idolanya, Ni’Jah.
Hanya terdiri dari total 7 episode, bisa segera di-binge di Prime Video untuk merasakan hype-nya. “Swarm” dibintangi oleh Dominique Fishback sebagai Dre, Chloe Bailey, dengan penampilan spesial dari Billie Eilish dan Paris Jackson.
Angkat Isu Fanatisme dan Parasocial dalam Balutan Satire Thriller
Fenomena fans ekstrem nan kerap menciptakan headline di luar logika sudah tidak bisa dibilang sebagai cerita fiksi. Sayangnya, peristiwa-peristiwa tersebut sungguh terjadi. Penggemar nan membobol area pribadi idolanya hingga fans ekstrem nan menjadi stalker, perihal tersebut sudah banyak terjadi meski tidak sampai menjadi buletin utama.
Serial ini juga mempunyai beberapa komponen nan terasa meta dalam ceritanya. Menjadi presentasi pandai nan hendak menyinggung realita namun tidak mencederai budaya fandom nan sehat. Hanya saja selalu ada sisi gelap dalam setiap kejadian dan “Swarm” hendak mengangkat sisi tergelap dalam budaya fandom dan pemujaan berlebihan pada pujaan melalui kisah Dre.
Selain buahpikiran naskahnya nan mempunyai intipati memikat, serial thriller ini juga menawan melalui beragam komponen produksinya. Mulai dari sinematografi, editing, hingga pemilihan musik nan pastinya sangat krusial dalam cerita demikian. Peringatan saja, bahwa “Swarm” mengandung visual nan explicit, dengan konten nudity dan kekerasan nan cukup brutal.
Bertabur Ikon Pop dan Aktor Muda dengan Akting Melebihi Ekspektasi
“Swarm” telah menjadi kesempatan menampilkan potensi akting terbaik dari Dominique Fishback. Dre adalah karakter antihero serial killer terbaru nan layak menjadi ikon, seperti Joe Goldberg dari “You”. Karena belakangan ini semakin sedikit karakter serial killer fiksi nan diangkat dalam serial, semenjak konten adaptasi true crime menjamur.
Lepas dari tindakan dan beragam penyimpangan moral nan dilakukan oleh Dre, karakter antihero ini mempunyai penokohan nan sangat menarik dalam skenario pembunuhan berantainya. Ada banyak adegan-adegan remarkable nan menampilkan akting terbaik Fishback. Baik monologue maupun interaksinya dengan tokoh lain.
Menyebut kehadiran Chloe Bailey dan Billie Eilish dalam “Swarm” sekilas mungkin tampak seperti instrumen promosi belaka. Namun, setelah memandang penampilan kedua penyanyi nan sekarang telah menjelma sebagai tokoh ini, opini skeptis kita bakal berubah. Entah Billie Eilish melalui proses audisi alias tidak, rasanya tidak bisa dipercaya jika crew serial ini asal memilih penyanyi pop ini lantaran ketenarannya. Karena kualitas aktingnya memang betul-betul bagus, apalagi salah satu nan berkesan dari sepanjang episode.
Banyak orang juga rupanya tidak sadar jika ada Paris Jackson, putri mendiang Michael Jackson nan berakting dalam serial ini. Ia berkedudukan sebagai striper dan ada satu dialognya dengan Dre nan terasa meta, menjadi salah satu momen ikonik dari “Swarm”.
Penjelasan Ending Swarm
(Spoiler Alert!) Setiap bagian dibuka dengan pernyataan bahwa “Swarm” terinspirasi dari kisah nyata dan semua kemiripan subjek dalam naskahnya merupakan corak kesengajaan. Pernyataan ini bakal mulai relevan setelah penonton tiba di bagian 6. Konsep ini menjadi salah satu materi satire nan diaplikasikan Donald Glover dalam “Swarm”.
Tak usah kelabakan mencari kisah nyata nan diklaim diangkat dalam serial ini, lantaran pada akhirnya, sungguh cerdasnya Glover menciptakan ‘fiksi’ untuk serial fiksinya ini. Ini baru namanya drama thriller bertema serial killer nan imajinatif dan memberikan upaya dalam menulis naskahnya.
“Swarm” mungkin mempunyai ending nan cukup membingungkan bagi kebanyakan penonton. Buat nan bertanya-tanya apa nan sebetulnya terjadi, akhir dari kisah Dre sebetulnya sudah dipastikan pada bagian 6. Ketika sosok detektif sukses menemukan jejak Dre, kemudian menyambungkannya dengan Tony, sosok misterius nan naik panggung dan “menyerang” idolanya di tengah konser.
Episode 6 menjadi kesempatan bagi kita penonton memandang perspektif pandang di luar khayalan Dre nan delusional sepanjang episode. Sudah bisa dipastikan Dre bakal ditangkap setelah momen ini, namun akhirnya jadi biasa saja jika dieksekusi biasa saja, bukan?
Kemudian kita kembali ke perspektif Dre nan delusional lagi pada bagian terakhir, bagian 7. Dimana dia membunuh dan melewati pemisah lagi demi berjumpa dengan Ni’Jah. Tiba pada segmen dimana dia naik panggung, namun berhujung memandang Ni’Jah nan terlihat seperti Marissa (saudara angkatnya nan meninggal).
Daripada membiarkannya ditangkap, Dre justru dipeluk oleh Ni’Jah dan mereka menjadi teman. Episode 7 kemudian ditutup dengan reveal titel ‘Only God Makes Happy Endings’ dan Donald Glover bukan Tuhan. Bisa diasumsikan akhir senang itu hanyalah khayalan Dre. Dan ini bukan pertama kalinya kita memandang Dre berdelusi. Pada pertemuan pertamanya dengan Ni’Jah, dia membayangkan dirinya mengunyah buah, namun setelah dia sadar, rupanya dia menggigit Ni’Jah.
“Swarm” merupakan serial satire thriller dengan konsep unik, original, namun sangat relevan dengan peristiwa nyata, meskipun naskah serial ini pada akhirnya adalah karya fiksi.