The Boys Season 3 Review: Penuntasan Dendam yang Berakhir Dramatis

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Setelah penantian nan cukup lama, akhirnya “The Boys” season 3 rilis dan banyak mendapat respon positif dari para penontonnya. Serial ekslusif Amazon Prime Video ini datang dengan cerita nan lebih dramatis, sadis serta berhujung dengan klimaks.

Keberhasilan Eric Kripke sebagai sang pembuat dalam mengadaptasi graphic novel ke dalam format serial ini patut diapresiasi.

The Boys Season 3

Munculnya Soldier Boy & Konflik nan Lebih Personal

“The Boys” season 3 tetap melanjutkan kisah Billy Butcher (Karl Urban) dan personil The Boys lain dalam memberantas para superhero nan bermasalah. Namun kali ini The Boys bekerja di bawah naungan badan pemerintah Federal Bureau of Superhuman Affairs yang dipimpin Victoria Neuman (Claudia Doumit) dan Hughie (Jack Quaid).

Di lain pihak, Homelander (Antony Starr) nan tetap berkedudukan sebagai kapten dari The Seven tetap berupaya mencari keberadaan Ryan nan mana merupakan anak biologisnya. Billy Butcher (Karl Urban) juga tetap mempunyai dendam kesumat kepada Homelander hingga mengkonsumsi Temp V – modifikasi dari senyawa nan dapat memberi siapa pun kekuatan super selama 24 jam.

Pada season ini, “The Boys” mengenalkan superhero terdahulu nan tergabung dalam suatu tim berjulukan Payback. Tim ini dapat dikatakan semacam pendahulu dari The Seven nan lebih dulu eksis pada tahun 1980-an.

Konflik dimulai saat Billy Butcher menemukan bahwa salah satu personil Payback, Soldier Boy (Jensen Ackles) nan tengah disekap di laboratorium Rusia dapat menjadi senjata rahasia dalam mengalahkan Homelander. Oleh lantaran itu personil The Boys sepakat untuk menyelamatkan Soldier Boy dan membunuh Homelander.

The Boys

Tidak jauh berbeda dengan season sebelumnya, “The Boys” season 3 tetap mengandalkan kekuatan bentrok individual pada masing-masing karakternya. Mother’s Milk (Laz Alonso) nan mempunyai dendam terhadap Soldier Boy nan telah membunuh keluarganya, Starlight (Erin Moriarty) nan kehilangan kawan masa kecilnya lantaran dibunuh oleh Homelander, hingga Hughie nan sedang bergulat dengan kelemahan dirinya sendiri sebagai manusia biasa.

Konflik-konflik ini jauh lebih menarik diikuti daripada bentrok pada film/serial bertemakan superhero lain. Eric Kripke justru membikin keputusan nan tepat dengan tidak terlalu meletakkan bumbu-bumbu heroik ala superhero Marvel pada serial ini.

Lebih Banyak Aksi Brutal

Bukan “The Boys” namanya jika tak menyuguhkan aksi-aksi sadis dari para superhero. Pada season 3 ini “The Boys” tetap mempertahankan visual gore seperti pada komiknya. Pada bagian pertamanya saja terdapat segmen nan sukses membikin ngilu beberapa penonton dengan segmen nan terbilang sadis sekaligus unik.

Selain itu segmen pertarungan Kimiko (Karen Fukuhara), Soldier Boy (Jensen Ackles), Homelander (Antony Starr), dan Butcher (Karl Urban) dibuat dengan visual effect dahsyat ala movie superhero, serta gore. 

Bila berbincang bagian nan paling epik tentunya pada bagian “Herogasm”. Sebelumnya bagian ini sempat diragukan oleh para pembaca “The Boys” jenis komik lantaran tantangan nan kudu dihadapi Eric Kripke untuk mengadaptasinya ke dalam format serial. Namun saat penayangannya, bagian “Herogasm” menjadi bagian serial TV dengan rating tertinggi menurut situs IMDb. Hanya pada bagian ini kita memandang Homelander kuwalahan hingga merasa takut menghadapi Billy Butcher, Hughie dan Soldier Boy.

Overall, “The Boys” season 3 tetap tetap mempertahankan cerita drama nan diseimbangkan dengan komedi serta tindakan gore. Pengembangan masing-masing karakter, khususnya Billy Butcher menunjukan seberapa efektif Eric Kripke dan timnya dalam menyusun cerita superhero nan lebih dramatis.

The Boys Season 1 Review
The Boys Season 2 Review