The Idol Episode Pilot: Pop Tarts & Rat Tales Review

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Menuai kesuksesan nan kontroversial melalui serialnya, “Euphoria”, HBO kembali memberikan slot serial terbaru untuk Sam Levinson, “The Idol”. Jika serial remaja nan dibintangi Zendaya mengeksplorasi sisi gelap style hidup remaja, serial nan dibintangi oleh Lily Rose-Depp ini hendak mengangkat sisi gelap dan sadis nan dihadapi oleh seorang popstar wanita, Jocelyn.

“The Idol” juga dibintangi oleh The Weeknd, Rachel Sennott, Troye Sivan, dan Jennie Kim. Episode pilot, ‘Pop Tarts & Rat Tales’ baru saja rilis dan menjadi serial trending di media sosial, untuk beragam macam alasan. Episode dibuka dengan agenda pemotretan, interview, dan persiapan perilisan single terbaru Jocelyn, ditambah keributan bakal skandal foto seronok Jocelyn nan tersebar di internet.

Di tengah kekalutan hidupnya sebagai penyanyi pop terkenal, Jocelyn berjumpa dengan Tedros, seorang pemilik club malam nan misterius dan kharismatik.

Sam Levinson Selalu Angkat Materi Provokatif dan Kontroversial

Setelah serangkaian rilisan dari serial “Euphoria”, “Malcolm & Marie” pada 2021,dan sekarang “The Idol”, audience umum sepertinya mulai muak dengan tema kontroversial dan provokatif nan terus diangkat dalam karya Sam Levinson.

Ketiga titel nan rilis beberapa tahun belakang ini selalu menampilkan karakter pertama wanita nan mempunyai masalah adiction, style hidup tidak sehat, serta mengalami masalah kesehatan mental. Dan selalu sama, wanita-wanita tampil lemah, rapuh, dan berjuang melawan tekanan dan ekspektasi di sekitar mereka. Lelah bermain dengan anak-anak remaja, “The Idol” menjadi lingkungan baru nan lebih dewasa dan liar bagi Levinson.

Ini bukan pertama kalinya kita memandang kisah tentang perjuangan publik figur, idola, selebriti wanita nan dieksploitasi. Jocelyn sebagai objek pemanfaatan dalam kisah ini, sejak masa promosi memberikan ekspektasi bakal kisah popstar nan sukses sekaligus kontroversial seperti Britney Spears pada era 2000an silam.

Konflik dan kekalutan pada segmen pertama “The Idol” bagian ini sebetulnya cukup menarik. Ada situasi, ada masalah, kemudian kepanikan subtle nan berkeliaran di kediaman sang bintang selagi dia sibuk melakukan rutinitasnya sebagai artis nan sibuk. Hingga akhirnya di-reveal ‘lah skandalnya, di sini excitement mulai menurun.

Sebagai bagian pilot, “The Idol” tidak mempunyai visi nan berbobot untuk memikat penonton. Apa hendak mempresentasikan Jocelyn sebagai protagonis, alias langkah kerja indutri intermezo nan menjadi tekanan utama Jocelyn, alias awal kisah cintanya dengan Tedros? Semuanya langsung ditampilkan dalam porsi canape sebagai hidangan pembuka nan tidak cukup untuk mengundang selera penonton ke bagian berikutnya.

The Idol Episode Pilot

Lily-Rose Depp Tidak Miliki Aura Popstar nan Meyakinkan

Sebagai serial nan hendak mengeksplorasi kehidupan seorang popstar, sudah menjadi prioritas untuk menemukan aktris nan bisa bermain peran, menghayati, dan menciptakan ilusi kharisma sebagai popstar. Seperti Rami Malek bisa menghayati peran sebagai frontman Queen dalam “Bohemian Rhapsody” alias Elle Fanning nan mempunyai pesona supermodel dalam “The Neon Demon”. Lily-Rose Depp tidak mempunyai cukup pesona sebagai popstar dalam “The Idol”.

Apalagi serial ini tidak bicara tentang bintang baru nan sedang bersiap diterbitkan alias penyanyi nan baru saja naik daun. Kita bicara tentang musisi sebesar Taylor Swift dan Dua Lipa, setidaknya dari nan bisa kita lihat pada latar bagian pilot. Hal ini juga menjadi salah satu masalah dalam “The Idol”, narasi kurang tegas dalam menunjukan seberapa terkenal Jocelyn? Pada level popstar seperti apa Jocelyn saat ini?

Jocelyn kita lihat sebagai bintang utama hanya lantaran semua karakter memaksa kita untuk percaya bakal status tersebut. Dimana sebaliknya, dalam bagian ini kita hanya dipertontonkan gimana dia terlibat dalam skandal nan seronok, berpesta di club, minum-minuman dan tak bisa melewati apapun tanpa merokok. Lagi-lagi Levinson hanya menjadikan karakter utamanya sebagai objek romantisasi kehidupan nan toxic dan penonton sudah semakin muak.

Debut Akting Jennie Mencuri Perhatian Namun Salah Sasaran

Kemungkinan besar “The Idol” trending lantaran hadirnya Jennie Kim dari Blackpink. Penggemar mana nan tidak semangat mendukung dan penasaran dengan debut akting idolanya, apalagi dari skena musik Kpop. Jennie Blackpink juga merupakan member paling mencolok dari girlband Kpop paling terkenal saat ini. Padahal Jennie tidak mempunyai screentime nan cukup banyak dan nyaris tidak mendapatkan perbincangan satu kalimat penuh. Ia berkedudukan sebagai Dyanne, salah satu penari latar terbaik Jocelyn.

Kesalahan terbesar “The Idol” adalah meng-casting idol sungguhan nan luar biasa populernya sebagai penari latar. Hanya ada dua pilihan di sini, memberikan peran nan krusial pada Jennie, alias tidak sama sekali. Masalahnya Lily-Rose saja tetap lemah dalam memikul peran sebagai ‘the idol’, lampau muncul Jennie, ‘the actual idol’, ini betul-betul keputusan casting nan buruk.

Tak hanya Jennie, ada The Weeknd dan Troye Sivan juga nan merupakan dua musisi populer, bermain peran sebagai karakter non-musician. Troye Sivan membaur sempurna dengan perannya sebagai salah satu staff Jocelyn, berbareng dengan aktris Rachell Sennott sebagai asisten Jocelyn. The Weeknd cukup sukses tampil sebagai karakter nan misterius, disebut sebagai ‘pemimpin sekte modern’ sekaligus pemilik bar. Hanya saja karakternya terlalu nyentrik dan kontroversial untuk dipahami oleh penonton.

Secara keseluruhan, ‘Pop Tarts & Rat Tales’ merupakan bagian pilot nan lemah dari “The Idol”. Selain sekuen segmen pertama, sisanya mempunyai presentasi tidak terkonsep seperti potongan-potongan fanfic bakal romantisasi seorang popstar nan meninggal rasa, membosankan, dan rentan pada level permukaan saja.